BMKG Palu survei bahaya pembangunan skala besar di wilayah tambang

id sesarmatano,gempabumi,pertambangan,sulawesitengah,bmkgpalu

BMKG Palu  survei bahaya pembangunan skala besar di wilayah tambang

Longsor yang terjadi di lokasi pertambangan rakyat di Desa Buranga, Kecamatan Ampibabo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, pada Februari 2021. ANTARA/Kristina Natalia

Kota Palu (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Palu, Sulawesi Tengah, melakukan survei tentang kewaspadaan bencana dan bahaya dalam pembangunan skala besar di wilayah pertambangan.

“Sudah kami survei untuk pembangunan infrastruktur yang besar sampai ke pelabuhannya,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG stasiun Geofisika Palu, Hendrik Leopatty di Palu, Rabu.

Pada survei itu BMKG Stasiun Geofisika Palu kerjasama dengan perusahaan tambang di wilayah Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Dalam survei tersebut BMKG menjelaskan bahaya dan dampak jika terjadi gempa bumi di daerah tersebut. BMKG juga akan mengarahkan perusahaan jika melakukan pembangunan skala besar di wilayah pertambangan.

“Nanti bukan hanya BMKG tetapi ada ahli bangunan yang dilibatkan dan paling soal mitigasinya juga kami sosialisasikan, jadi memang koordinasi ini penting,” sebut Hendrik.

Hendrik menjelaskan Kabupaten Morowali termasuk daerah yang dilalui jalur sesar Matano segmen Gerasa. Para ahli gempa bumi di Indonesia telah memprakirakan potensi atau peluang guncangan yang diakibatkan segmen tersebut bisa mencapai 7,1 magnitudo.

Dari guncangan tersebut, BMKG telah memprakirakan kemungkinan besar akan terdampak di wilayah Kabupaten Sigi, Donggala, Poso, Morowali Utara dan Kota Palu.

“Daerah yang terdampak adalah daerah di sekitar sesar Matano,” jelasnya.

Hendrik akui belum semua perusahaan tambang di Sulawesi Tengah yang membangun kerjasama dengan BMKG stasiun Geofisika dalam hal bahaya gempa bumi pada pembangunan infrastruktur skala besar di wilayah pertambangan.

“Kami tidak boleh langsung masuk ke perusahaan, mereka yang harus ke kami,” tutur Hendrik.

Selain membangun kerjasama dengan perusahaan tambang, BMKG juga menjadwalkan untuk melakukan sosialisasi dan edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat di wilayah pertambangan Kabupaten Morowali dan Morowali Utara.

“Setahu saya ada beberapa perusahaan yang juga bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat dalam hal bencana alam,” terangnya.

"Kalau daerah lain seperti Kota Palu, Kabupaten Donggala, Poso, Buol, Toli-toli dan Parigi Moutong kami sudah sosialisasi dan edukasi," tambahnya.