BMKG edukasi pelajar di Palu mengenai mitigasi bencana gempa

id gempabumi,tsunami,bmkggeofisika,sulawesitengah

BMKG  edukasi pelajar di Palu  mengenai mitigasi bencana gempa

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG stasiun Geofisika Palu, Hendrik Leopatty, memperlihatkan sesar aktif yang menyebabkan terjadinya gempa bumi di wilayah Sulawesi Tengah. ANTARA/ Kristina Natalia

Kota Palu (ANTARA) - Badan Meteorologi, klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Palu memberikan edukasi kepada pelajar di sejumlah sekolah di Kota Palu, Sulawesi Tengah tentang mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami.

“Setiap tahun kami sosialisasi dan edukasi mitigasi bencana dan sampai akhir tahun 2021 ini masih ada beberapa sekolah lagi yang akan kami kunjungi,” sebut Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Palu, Hendrik Leopatty di Palu, Selasa.

Dia menjelaskan sosialisasi mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami kepada pelajar sudah dilakukan sejak tahun 2018. Ada 22 sekolah tingkat SMA dan perguruan tinggi di Kota Palu yang dikunjungi dan diberi penguatan mitigasi mandiri jika terjadi gempa bumi maupun ancaman tsunami.

Tahun 2020, BMKG Stasiun Geofisika Palu melanjutkan sosialisasi di Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai, Kabupaten Toli-Toili, dan Buol.

“Dulu tahun 2018 kami mulai di 46 kelurahan di Kota Palu dan berlanjut di 22 sekolah dan kampus. Tahun ini kami terkendala masa pandemi COVID-19 makanya jumlah sekolah yang dikunjungi juga terbatas. Sasarannya bukan hanya pelajar tetapi masyarakat yang tinggal dekat pesisir pantai,” terangnya.

Hendrik mengatakan, tahun 2022 BMKG Stasiun Geofisika Palu akan menggelar sosialisasi mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami kepada pelajar di daerah Kabupaten Poso, Tojo Una-Una, dan Parigi Moutong.

“Fokus kami memang untuk wilayah yang dekat dengan pesisir pantai,” ucapnya.

Materi dalam sosialisasi tersebut yakni pengenalan gempa bumi, sejarah gempa bumi, bahaya dan ancaman gempa bumi dan mitigasi mandiri yang harus dilakukan masyarakat jika menghadapi ancaman.

Menurut Hendrik, penguatan mitigasi bencana penting diterapkan sejak dini khususnya di daerah yang dilalui kurang lebih 48 sesar dan cenderung aktif.

“Kami juga membangun edukasi bagaimana mereka siap bersama keluarga jika menghadapi gempa maupun ancaman tsunami,” tutur Hendrik.

“Kebanyakan masyarakat kita ini juga sudah melakukan mitigasi bencana berbasis kearifan lokal,” tambahnya.

Selain sosialisasi dan edukasi mitigasi bencana, BMKG Stasiun Geofisika Palu juga suah melakukan survei peta bahaya bencana gempa bumi dan tsunami di empat kabupaten di Sulteng. Nantinya, BMKG bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) akan memasang jalur evakuasi untuk menuju titik aman akhir.

“Kami juga sosialisasi jalur evakuasi agar masyarakat tidak kesulitan mencari titik aman jika terjadi bencana atau ancaman tsunami. Harapan kami dengan sosialisasi ini akan mengurangi resiko pada saat terjadi gempa bumi dan tsunami,” demikian Hendrik.