Pemkab Morut dorong BUMDes kembangkan usaha prospektif

id Sulteng,Sandi,Palu,Ppkm

Pemkab Morut dorong BUMDes kembangkan usaha prospektif

Bupati Morut dr. Delis Julkarson Hehi. ANTARA/HO-Media Center Pemkab Morut

Morowali Utara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Morowali Utara (Pemkab Morut) mendorong Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di daerah itu untuk selektif memilih, membuka dan mengembangkan usaha yang prospektif.

"Hal tersebut penting agar keberadaan BUMDes ini dapat berdampak pada peningkatan kesejahteraan  warga dan pendapatan desa," kata Bupati Morowali Utara Delis Julkarson Hehi di Kolonodale, Jumat. 

Delis menuturkan bahwa keberhasilan BUMDes sangat ditentukan oleh dua hal, yakni kemampuan melihat peluang usaha dan manajemen yang baik.

"Dua hal ini menjadi kunci keberhasilan BUMDes," ujarnya.

Delis tidak ingin BUMDes di Kabupaten Morut malah membuka usaha yang tidak memiliki prospek cemerlang, padahal pemerintah telah menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk menghidupi BUMDes, sehingga hanya menjadi beban pemerintah utamanya pemerintah daerah dan warga desa karena tidak berkontribusi sama sekali .

"Pengurus BUMDes harus berjiwa wirausaha dan selalu memikirkan bagaimana caranya untuk mendapatkan keuntungan yang setinggi-tingginya demi kesejahteraan warga desa dan peningkatan pendapatan desa," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Delis, dibutuhkan kreativitas dan keberanian para pengurus dan pengelola BUMDes, termasuk dengan menggandeng mitra usaha yang memiliki modal dalam menjalankan kegiatan usaha.

"Jangan takut bermitra. Cari investor untuk mengembangkan usaha yang ada potensinya untuk membangun desa," tambahnya.

Untuk meningkatkan kapasitas, kreativitas dan menumbuhkan semangat serta jiwa wirausaha para pengurus BUMDes itu, Delis mengatakan pihaknya terus melakukan bimbingan teknis kepada para pengurus BUMDes yang diarahkan sesuai potensi yang ada di desa serta peluang usaha yang bisa mendapatkan keuntungan.

Ia mencontohkan, jika di suatu desa  mempunyai potensi untuk mengembangkan perkebunan, maka pelatihan dilakukan terkait sektor perkebunan.

"Begitu juga dengan sektor lain seperti pariwisata, pertanian dan sebagainya," ucapnya.