Ketika Wapres Ma'ruf Amin kagumi keindahan alam Labuan Bajo

id NTT, Labuan Bajo, kisah wapres Oleh Kornelis Kaha

Ketika Wapres Ma'ruf Amin  kagumi keindahan alam Labuan Bajo

DIrektur Utama BPOLBF Shana Fatina (kiri) saat berdikusi dengan Wapres Ma'ruf Amin saat berada di atas KRI ketika mengelilingi pulau-pulau di sekitar Labuan Bajo. ANTARA/Ho-Dok Shana Fatina.

Kupang (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin baru saja kembali dari Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, untuk membuka kegiatan Asia International Water Week (AIWW) Ke-2 tema "Air yang Cukup dan Berkelanjutan untuk Semua."

Wapres menjejakkan kaki di Labuan Bajo pada Senin (14/3) lalu dan langsung membuka kegiatan tersebut yang berlangsung sejak Senin (14/3) smapai dengan Rabu (16/3) kemarin.

Wapres hanya dua hari satu malam di kawasan wisata super prioritas itu sehingga pada Selasa (15/3) orang nomor dua di Indonesia itu langsung kembali ke Jakarta.

Namun sebelum kembali ke Jakarta, Wapres bersama ibu wakil negara Wury Estu Handayani menyempatkan diri berkeliling ke pulau-pulau di sekitar Labuan Bajo, antara lain Pulau Bidadari dan Pulau Kelor, dengan menggunakan KRI Sampari 628 didampingi oleh Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo (BPOLBF) Shana Fatina.

Ada hal yang menarik dari kurang lebih 1,5 jam Wapres berkeliling di pulau itu, salah satunya adalah orang nomor dua di Indonesia itu sangat mengagumi keindahan pantai dan alam di kawasan TN Komodo.

"Wajar jika kawasan ini menjadi lokasi prioritas berwisata bagi wisatawan," kata Wapres.

Namun Wapres yang baru pertama kali berkunjung ke Labuan Bajo itu baru tahu bahwa Labuan Bajo itu tidak hanya mempunyai Komodo The Dragon sebagai satu-satunya potensi wisata yang menarik di daerah itu.

Namun, kawasan tersebut mempunyai potensi wisata lain seperti wisata baharinya, budaya dan adat istiadatnya yang mampu menarik wisatawan untuk berwisata di daerah.

"Awalnya bapak Wapres mengira hanya Komodo yang menjadi wisata unggulan, tetapi setelah diceritain bahwa lebih luas dari itu, bahkan kebudayaan yang belum di-eksplor, dari situ beliau yakin bahwa akan sukses Labuan Bajo kedepannya," cerita Shana.

Selama kurang lebih 1,5 jam berkeliling melihat pulau-pulau indah di sekitar Labuan Bajo, ada beberapa hal yang menurut Shana didiskusikan bersama dengan orang nomor dua di Indonesia itu.

Beberapa hal yang diskusikan itu antara lain soal kesatuan Labuan Bajo terintegrasi dengan TN Komodo kemudian juga 11 kabupaten koordinatif yang membentuk "ring of beauty" NTT.

11 Kabupaten koorinatif yang membentuk "ring of beauty" NTT itu sudah dibentuk sejak tahun 2020 lalu yang mana dikenal dengan sebutan Floratama yakni Flores, Lembata, Alor dan Bima.

Flores sendiri memiliki delapan kabupaten, kemudian ditambah dengan Alor dan Lembata serta Bima Nusa Tenggara Barat. Daerah-daerah itu adalah daerah penyangga yang akan mendapatkan manfaat dari perkembangan pariwisata di Labuan Bajo.


Minim publikasi

Sebenarnya daya tarik Pulau Komodo dan Taman Nasional (TN) Komodo itu tidak semata-mata karena adanya binatang komodo tersebut, tetapi panorama savana dan pemandangan bawah laut merupakan daya tarik pendukung yang potensial, seperti untuk memancing, snorkeling, diving, kano, dan bersampan.

Mengunjungi Pulau Komodo dan TN Komodo sambil menikmati pemandangan alam yang sangat menawan merupakan pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan bagi siapa pun yang sempat berkunjung ke TNK.

Saat seorang petualangan dari Belanda JKH van Steyn menemukan komodo di Pulau Komodo pada 1911, ia kemudian mendokumentasikannya dalam bentuk foto.

Hasil jepretannya itu, kemudian dipublikasikan di Museum Zoologi Bogor, dan pada tahun 1912, foto dokumentasi itu dipublikasikan secara luas hingga ke seluruh dunia.

Dari situ banyak ilmuan dari seluruh penjuru dunia datang ke Pulau Komodo di ujung barat Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk melakukan penelitian ilmiah terhadap eksistensi komodo di pulau tersebut.

Di saat komodo terus menjadi perhatian wisatawan dunia, setelah ditetapkan menjadi satu di antara tujuh keajaiban dunia (New7 Wonders) oleh Yayasan New7 Wonders pada 2013.

"Banyak orang berpikir bahwa Labuan Bajo itu hanya Komodo saja. Tetapi di luar itu ada banyak wisata lain yang perlu dinikmati. Hal ini karena selama ini kawasan wisata pendukung lain minim promosi dan juga publikasi," tambah Shana.

Pengetahuan akan potensi pariwisata lain di NTT ini masih sangat minim sehingga publikasi dan juga promosi harusnya bisa terus dilakukan.

Wakil Gubernur NTT dalam kegiatan Sosialisasi Hasil Penelitian Hukum dan HAM melalui Diskusi Daring Obrolan Peneliti (OPini) dengan tema Desain Pengaturan Omnibus Law Cipta Kerja, Transformasi Sosial, dan Ketahanan Pelaku Usaha Mikro dan Kecil Pada Industri Pariwisata di Danau Toba, Labuan Bajo, dan Mandalika akhir Februari lalu mengatakan bahwa potensi pariwisata tersebar hampir di seluruh wilayah NTT.

"Sebenarnya kita inginkan agar super premium itu tidak hanya di Labuan Bajo saja, tetapi kita ingin agar sebutannya super premium Labuan Bajo dan sekitarnya, karena potensi wisata di NTT itu banyak sekali," katanya.

Josef mengatakan wilayah lain yang berpotensi menjadi kawasan wisata adalah Kabupaten Alor yang terdapat wisata dugong dengan atraksi pemanggilan dugong yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu.

Ia bahkan mengatakan bahwa sama halnya dengan Komodo, pemanggilan dugong juga tidak ditemui saat berada di akhirat, karena itu sebelum ke akhirat lebih baik datang ke NTT untuk menyaksikan potensi wisata yang ada di NTT.

Tak hanya itu, ia juga menyebutkan potensi wisata lainnya seperti di kabupaten Sabu Raijua, dengan potensi wisata batu kalabamaja, batu yang warnanya selalu berubah-ubah saat hujan, saat panas terik dan saat mendung.

Yang tak boleh dilupakan juga adalah potensi wisata danau tiga warna Kelimutu yang berada di Kabupaten Ende.

Di sana (Danau Kelimutu) ada tiga danau yang berdekatan namun dengan warna-warna yang berbeda. Danau kawah tersebut adalah Tiwu Ata Polo (danau merah), Tiwu Nua Muri Kooh Fai (danau hijau) dan Tiwu Ata Mbupu (danau biru).

Danau Kelimutu merupakan satu-satunya danau di dunia yang airnya dapat berubah setiap saat, dari merah menjadi hijau tua dan kemudian merah hati, hijau tua menjadi hijau muda, coklat kehitaman menjadi biru langit.


Harapan Wapres

Dengan keindahan alam dan potensi pariwisata di Labuan Bajo yang sangat mempesona tersebut tentunya akan membantu meningkat perekonomian masyarakat.

Karena itu dalam diskusinya Shana Fatina dengan Wapres Ma'ruf, ia yakin betul bahwa Labuan Bajo bisa menjadi kawasan wisata yang sukses kedepannya karena memang memiliki pemandangan yang sangat menakjubkan.

Wapres mengagumi aktivitas wisata yang ada di daerah itu, mulai dari kekayaan keanekaragaman hayati yang luar biasa, mulai dari Komodo, ekosistem darat, ekosistem laut yang semuanya menjadi bagian yang tak terpisahkan bagian penting bagi kekuatan wisata Labuan Bajo.

Ia juga berharap agar semua yang berkaitan dengan pariwisata di Labuan Bajo itu harus melibatkan masyarakat dan pelaku UMKM di daerah itu. Tak hanya itu, ia menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam sehingga potensi yang ada tidak rusak.