Palu, (antarasulteng.com) - Pelaku usaha di Kota Palu, Sulawesi Tengah, mengeluhkan kondisi ekonomi yang cenderung terus lesu sehingga berdampak pada penurunan pendapatan usaha dalam tiga bulan terakhir.
"Sebelumnya `income` kami bisa sampai Rp100 juta per bulan, tetapi sekarang susah. Untung sekali kalau mencapai Rp25 juta per bulan," kata Direktur Ilham Jaya Kusuma Bobby di Kota Palu, Minggu.
Ilham Jaya Kusuma adalah salah satu usaha jasa angkutan dan mebel yang sudah mendapat dukungan pendanaan dari bank swasta di daerah setempat namun belakangan ini menjerit karena minimnya pendapatan.
Bobby mengatakan sudah tiga bulan terakhir perusahaannya terpaksa menutupi sebagian ongkos operasional dan pengembalian modal serta bunga pinjaman kepada bank karena minimnya pendapatan.
Ia khawatir jika kondisi ini terus berlangsung hingga tiga bulan mendatang, perusahaannya terancam istirahat beroperasi karena tidak sehat dari sisi pendapatan.
"Kami mau ekspansi produksi tetapi terbatas modal. Padahal sebetulnya, bisa kita sasar pasar lain hanya saja kami kesulitan bahan baku," katanya.
Bobby berharap suku bunga bank konvensional dapat diturunkan karena saat ini kondisi perekonomian kurang menguntungkan.
Kelesuan ekonomi juga dirasakan oleh Sahrudin, salah seorang pelaku usaha Meubel Rahma. Dia mengatakan sejak dua bulan terakhir penjualan produksi menurun drastis.
Dia mencontohkan, biasanya dalam sebulan ia menjual 20 sampai 30 unit lemari. Namun dalam dua bulan terakhir paling banyak 10 unit.
"Tidak seperti kemarin-kemarin. Dua bulan ini agak sulit. Tapi biasanya memang begitu, mudah-mudahan bulan depan sudah bagus lagi," harapnya.
Pelaku usaha meubel di Masomba itu mengatakan hal yang sama juga dikeluhkan oleh rekan-rekannya yang lain dalam bidang usaha yang sama.