Parigi, Sulteng (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mengatakan kurang lebih 180 hektare sawah di Kecamatan Torue rusak berat akibat dampak banjir.
"180 hektare yang rusak berat harus dilakukan cetak sawah baru karena dipenuhi tumpukan lumpur," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Parigi Moutong Dadang Priatna Jaya ditemui di Torue, Parigi Moutong, Senin.
Ia menjelaskan, kajian cepat dilakukan pihaknya kurang lebih 700 hektare sawah terendam di Kecamatan Torue, dan 636 hektare terendam di Kecamatan Balinggi. Namun di Balinggi hanya terendam akibat dampak siklus tahunan.
Oleh karena itu, pihaknya hingga kini masih melakukan kajian lapangan guna mengidentifikasi lahan persawahan lainnya ikut terdampak.
"Data ini masih sifatnya sementara, kemungkinan bisa bertambah seiring dengan kajian terus dilakukan. Kajian atas dapat terhadap pertanian juga akan dimasukkan ke dalam basis data informasi di posko induk," ucap Dadang.
Selain merusak sawah, banjir bandang juga merusak jalan kantong produksi pertanian di Torue, termasuk menyumbat saluran irigasi karena endapan material lumpur.
"Sawah yang terdampak memasuki jadwal tanam, akibatnya petani merugi karena sudah melakukan pemupukan," ujar Dadang.
Ia mengemukakan, upaya selanjutnya dilakukan instansi tersebut selain identifikasi lahan, juga mengidentifikasi kebutuhan benih, pupuk serta normalisasi lahan-lahan terdampak supaya petani dapat kembali menanam.
Bantuan kebutuhan sektor pertanian, akan dikoordinasikan dengan Pemerintah Sulteng sehingga upaya penanggulangan cepat teratasi.
"Peristiwa ini tidak dipastikan mempengaruhi target produksi tahunan daerah, sebab masih ada wilayah-wilayah sentra yang juga didukung dengan program Indeks Pertanaman 400 (IP400)," demikian Dadang.