DP3A Sulteng: Kesenjangan ekonomi menjadi salah satu sebab KDRT

id kdrt,irmawati sahi,dp3a,dp3a sulteng,pemprov sulteng

DP3A Sulteng:  Kesenjangan ekonomi menjadi salah satu sebab KDRT

Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan dan Kualitas Keluarga DP3A Sulteng Irmawati Sahi (ANTARA/HO-Dok DP3A Sulteng)

Palu (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Sulawesi Tengah menyatakan kesenjangan ekonomi rumah tangga menjadi salah satu penyebab terjadinya kasus kekerasan berbasis gender khususnya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

"Iya, ekonomi menjadi satu faktor penyebab kekerasan dalam rumah tangga," kata Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan dan Kualitas Keluarga DP3A Sulteng Irmawati Sahi, di Palu, Sabtu terkait pencegahan dan penanganan KDRT.

Irma menguraikan berdasarkan laporan kasus kekerasan dalam Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni) DP3A Sulteng sebanyak 377 kasus kekerasan yang terjadi pada 2021. Dari jumlah tersebut, kekerasan di rumah tangga sebanyak 254 kasus.

Dari data tersebut, ujar dia, menunjukkan bahwa kekerasan di rumah tangga masih sering terjadi yang dipengaruhi oleh berbagai latar belakang penyebab, salah satunya mengetahui ekonomi.

"Dan kasus kekerasan ini, cenderung perempuan dan anak sebagai korban KDRT," ungkap dia.

Oleh karena itu, sebut dia, DP3A Sulteng menggencarkan program pemberdayaan melalui pembentukan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga).

Puspaga adalah bentuk layanan pencegahan kasus kekerasan berbasis gender di bawah koordinator DP3A Sulteng.

"Hal ini sebagai wujud kepedulian negara dalam meningkatkan kehidupan dan ketahanan keluarga melalui program pendidikan/pengasuhan, keterampilan menjadi orang tua, keterampilan melindungi anak," ucap Irma sapaan akrab Irmawati Sahi.

Ia juga mengatakan, Puspaga juga mendorong meningkatkan partisipasi anak dalam keluarga maupun penyelenggaraan program konseling bagi anak dan keluarga.

"Puspaga merupakan salah satu dari layanan pengasuhan alternatif berbasis hak anak," kata Irma.

Selain itu, ujarnya, DP3A Sulteng juga mengasah keterampilan perempuan untuk mampu berbicara di depan umum lewat pelatihan public speaking skill yang dilakukan secara berkelanjutan.

"Keterampilan berbicara di depan umum harus dimiliki di era globalisasi sekarang ini, karena perkembangan zaman memaksa setiap komponen untuk meningkatkan kualitas diri," katanya.

Kemampuan berbicara di depan umum, ujar dia, menjadi salah satu penunjang keberhasilan seseorang, terutama bagi mereka yang menggeluti pekerjaan yang bersinggungan dengan orang lain.

"Manusia sebagai makhluk hidup, harus melakukan komunikasi dengan cara menyatakan ekspresi lewat kemampuan presentasi dan berbicara," katanya.