Palu (ANTARA) -
Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Nakertrans) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) berharap PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) yang beroperasi di Kabupaten Morowali Utara lebih komparatif dalam pembinaan ketenagakerjaan pascabentrok di tambang nikel tersebut pada Sabtu (14/1).
"Pihak GNI telah berkoordinasi dengan kami dan memastikan akan membangun kerja sama yang baik pascabentrok antara pekerja dalam negeri dan tenaga kerja asing (TKA) di lingkungan perusahaan tersebut," kata Kepala Dinas Nakertrans Sulteng Arnol Firdaus Bandu di Palu, Senin.
Ia mengemukakan pembinaan ketenagakerjaan penting dilakukan setiap perusahaan sebagai bentuk perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja, sekaligus pencegahan konflik internal antarpekerja.
Oleh karena itu, peristiwa ini perlu dijadikan pelajaran dan evaluasi oleh manajemen perusahaan, supaya ke depan tidak lagi timbul perselisihan.
Menurut pihaknya, selama ini perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan nikel itu kurang komparatif dalam memenuhi kewajiban pembinaan dan pelaporan data-data yang diperlukan pemerintah.
"Kami ingin terjalin kerja sama yang baik, supaya dari sisi pembinaan terpenuhi dan di sisi pengawasan juga lebih mudah," ucap Arnol.
Ia memaparkan jumlah karyawan PT GNI yang resmi terdaftar di Nakertrans Sulteng yakni tenaga kerja Indonesia (TKI) sebanyak 10.201 orang dan TKA berjumlah 1.312 orang.
Dari sejumlah data yang diminta Pemprov Sulteng, pihak GNI baru memberikan lima data mengenai ketenagakerjaan, salah satunya jumlah TKI yang bekerja di perusahaan tersebut.
“Data jumlah TKA baru diberikan oleh pihak GNI dari Jakarta, kerja sama dan respons mereka yang kami harapkan karena kewenangan kami mengawasi,” ujar dia.
Ia mengaku, pihaknya kesulitan melakukan pembinaan dan pengawasan di perusahaan itu, karena penjagaan perusahaan yang ketat, sehingga hal ini tidak terlaksana secara optimal.
"Kami bisa membantu soal keselamatan dan kesehatan kerja untuk karyawan sebagai salah satu hal penting dalam perusahaan," ucapnya.
Komandan Kodim Morowali dan Morowali Utara Letkol Inf Constantinus Rusmanto memastikan hingga kini situasi keamanan di dalam dan luar area perusahaan sudah kondusif.
Ia juga menepis masih adanya isu-isu mencekam di GNI, padahal saat ini situasi telah terkendali.
"Suasana sudah membaik. Mari kita sebarkan ini kepada masyarakat supaya jangan ada lagi yang takut dan berencana meninggalkan tempat bekerja, sehingga GNI segera bisa beroperasi kembali," kata dia.