Palu, (antarasulteng.com) - Satuan tugas (Satgas) Operasi Tinombala mengejar kelompok sipil bersenjata di Poso belum mengubah strategi pengejarannya atau menarik personel meski pemimpin kelompok bersenjata Santoso sudah tewas tertembak Senin (18/7) petang.
"Operasi sama. Sandi operasi juga sama. Kita tunggu perintah pimpinan," kata Kepala Operasi Satgas Tinombala Kombes Pol Leo Bona Lubis di Palu, Selasa.
Wakapolda Sulawesi Tengah itu mengatakan meski Santoso sudah tewas, aparat hanya menarik satu regu pasukan yang tergabung dalam sandi A29 untuk kepentingan penyidikan karena regu tersebut terlibat dalam baku tembak dengan kelopok Santoso.
"Tidak ada yang dihentikan, kecuali Alfa29 yang karena kita turunkan untuk kepentingan penyidikan lebih lanjut," katanya.
Leo mengatakan Satgas Tinombala terbagi dalam 63 tim dengan tiga sasaran. Salah satu dari tim tersebut terlibat dalam aksi baku tembak dengan kelompok Santoso pada Senin petang di hutan Tambarana, Poso Pesisir Utara.
Dia mengatakan Satgas akan terus mengejar orang-orang yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) yang diperkirakan jumlahnya masih mencapai 19 orang, tiga diantaranya adalah perempuan dan diduga adalah istri Santoso, Ali Kalora dan Basri.
Sementara itu dua jenazah saat ini masih disimpan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah. Satu diantara jenazah itu adalah Santoso dan yang lainnya Mochtar.
Belum diketahui tindaklanjut apakah jenazah akan dibawa ke Mabes Polri atau tidak, namun kata Leo, dua jenazah tersebut akan dilakukan tes DNA.
Sampel DNA, kata Leo, juga sudah diperoleh dari keluarga Santoso di Poso dan diperkirakan hari ini juga tiba di Palu.
Sementara situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di Poso kata Leo, saat ini aman dan kondusif.
Polisi: Tidak Ada Penarikan Pasukan Satgas Tinombala
Operasi sama. Sandi operasi juga sama. Kita tunggu perintah pimpinan