Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan antisipasi terhadap tren global di sektor pariwisata sangat penting dalam pengembangan pariwisata nasional
Oleh karena itu para pemangku kepentingan harus bisa mendorong potensi wisata daerah untuk menjawab tantangan tersebut, katanya.
"Perubahan kebiasaan wisatawan global harus dicermati untuk kemudian dijawab dengan sejumlah upaya mendorong berbagai potensi wisata yang kita miliki untuk beradaptasi dengan tren tersebut," kata Lestari dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin.
Lestari mengatakan catatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menunjukkan terjadinya perubahan perilaku berwisata masyarakat dunia yang melahirkan tren wisata baru.
Tren tersebut lahir karena perubahan paradigma kerja masyarakat dunia yang mengedepankan fleksibilitas dan healing sehingga mereka membutuhkan refreshing yang mendorong wisata kebugaran, paparnya.
Para wisatawan, kata dia, mencari pengalaman berlibur yang unik sehingga mereka mencari daya tarik setiap daerah yang akan dikunjungi. Dalam memilih destinasi wisata para wisatawan sangat bergantung pada rating dan review jujur para pengunjung.
Perubahan tren wisatawan dunia itu, menurut Lestari, harus benar-benar diantisipasi melalui sejumlah langkah adaptasi agar peluang pariwisata nasional menggaet wisatawan mancanegara semakin besar.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) secara kumulatif, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sepanjang Januari-Maret 2023 mencapai 2,24 juta kunjungan atau naik 508,87 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pada Januari-Maret 2022, jumlah kunjungan wisman ke RI hanya 369.180 kunjungan.
Lestari berharap berbagai upaya adaptasi untuk menjawab perubahan tren wisatawan dunia bisa dilakukan dengan sebaik-baiknya, beriringan dengan upaya melestarikan budaya yang ada di sejumlah destinasi wisata nasional.
Anggota Komisi X DPR RI itu menekankan bahwa langkah pelestarian budaya lokal sangat mendukung terciptanya pengalaman wisata unik yang diharapkan para wisatawan dari luar negeri.
"Tren wisatawan mancanegara yang berkembang saat ini harus dijawab dengan langkah yang tepat sehingga fenomena tersebut bisa bermanfaat dari sisi industri pariwisata nasional, sekaligus pelestarian budaya yang kita miliki," pungkasnya.
Lestari mengatakan catatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menunjukkan terjadinya perubahan perilaku berwisata masyarakat dunia yang melahirkan tren wisata baru.
Tren tersebut lahir karena perubahan paradigma kerja masyarakat dunia yang mengedepankan fleksibilitas dan healing sehingga mereka membutuhkan refreshing yang mendorong wisata kebugaran, paparnya.
Para wisatawan, kata dia, mencari pengalaman berlibur yang unik sehingga mereka mencari daya tarik setiap daerah yang akan dikunjungi. Dalam memilih destinasi wisata para wisatawan sangat bergantung pada rating dan review jujur para pengunjung.
Perubahan tren wisatawan dunia itu, menurut Lestari, harus benar-benar diantisipasi melalui sejumlah langkah adaptasi agar peluang pariwisata nasional menggaet wisatawan mancanegara semakin besar.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) secara kumulatif, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sepanjang Januari-Maret 2023 mencapai 2,24 juta kunjungan atau naik 508,87 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pada Januari-Maret 2022, jumlah kunjungan wisman ke RI hanya 369.180 kunjungan.
Lestari berharap berbagai upaya adaptasi untuk menjawab perubahan tren wisatawan dunia bisa dilakukan dengan sebaik-baiknya, beriringan dengan upaya melestarikan budaya yang ada di sejumlah destinasi wisata nasional.
Anggota Komisi X DPR RI itu menekankan bahwa langkah pelestarian budaya lokal sangat mendukung terciptanya pengalaman wisata unik yang diharapkan para wisatawan dari luar negeri.
"Tren wisatawan mancanegara yang berkembang saat ini harus dijawab dengan langkah yang tepat sehingga fenomena tersebut bisa bermanfaat dari sisi industri pariwisata nasional, sekaligus pelestarian budaya yang kita miliki," pungkasnya.
