Merdeka Copper targetkan Tembaga Tujuh Bukit beroperasi pada 2026

id Merdeka Copper Gold,Tembaga Tujuh Bukit,PT Bumi Suksesindo

Merdeka Copper targetkan Tembaga Tujuh Bukit beroperasi pada 2026

Lokasi proyek Tembaga Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur. (ANTARA/Imamatul Silfia)

Banyuwangi (ANTARA) - Perusahaan pertambangan emas dan tembaga PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menargetkan proyek Tembaga Tujuh Bukit dapat mulai beroperasi pada 2026 atau 2027.

“Tambang bawah tanah kami ini sudah kami lakukan drilling, kemudian juga pembangunan yang diharapkan dalam tiga sampai empat tahun ke depan bisa selesai tahap studi kelayakan dan konstruksi sehingga bisa berproduksi,” kata Chief External Affairs MDKA Boyke Poerbaya Abidin saat kunjungan ke lokasi proyek Tembaga Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (7/9).

Studi kelayakan Pemerintah Indonesia untuk proyek tersebut telah selesai dan disetujui pada pertengahan 2022. Merdeka Copper Gold menargetkan proses perizinan lingkungan dapat selesai pada 2023 dan pembangunan dapat dimulai pada awal 2024.
 

Boyke mengatakan proyek Tembaga Tujuh Bukit merupakan proyek terbesar yang menjadi perhatian utama perusahaan saat ini. Perusahaan telah melakukan investasi signifikan terhadap proyek, termasuk untuk menjalankan eksplorasi sepanjang 1.890 meter, pengeboran penentu sumber daya, pemodelan geologi, dan studi teknis yang sedang berlangsung.

Proyek Tembaga Tujuh Bukit dikerjakan oleh anak usahanya yaitu PT Bumi Suksesindo (PT BSI).

Proyek tersebut direncanakan memproduksi cadangan tembaga kelas dunia. Menurut Boyke, waktu operasi proyek Tembaga Tujuh Bukit dapat berusia hingga 40 tahun.

Proyek Tembaga Tujuh Bukit mengandung sumber daya mineral 1,71 miliar ton bijih dengan kadar 0,47 persen tembaga dan 0,50 g/t emas yang mengandung sekitar 8,1 juta ton tembaga dan 27,4 juta ounces emas, termasuk sumber daya terindikasi 442 juta ton dengan 0,60 persen tembaga dan 0,66 g/t emas.
 

Hingga sejauh ini, pendanaan proyek masih mengandalkan dari perbankan dan pasar modal.

“Dalam pencarian partner strategis, tentu kami mengandalkan prospek usaha ke depan dan kinerja kami selama ini. Jadi, kami masih mengandalkan perbankan untuk membantu pembiayaan kami, di samping juga kami mengandalkan pasar modal,” ujar Boyke.