Pemkot Palu prioritaskan pemberian makanan tambahan kepada "baduta"

id Stunting, tengkes, Pemkotpalu, Baduta, walikotapalu, Hadianto Rasyid, makanan tambahan, gizi, sulteng

Pemkot Palu prioritaskan pemberian makanan tambahan kepada "baduta"

Wali Kota Palu Hadianto Rasyid menyuapi anak pada acara peluncuran dapur sehat atasi stunting di Kelurahan Taipa Kota Palu, Selasa (12/9/2023). ANTARA/HO-Humas Pemkot Palu

Palu (ANTARA) -
Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah memprioritaskan pemberian makanan tambahan kepada bayi di bawah dua tahun (baduta) sebagai bagian dari upaya percepatan penanganan stunting atau tengkes di daerah tersebut.

 

"Intervensi makanan tambahan bergizi sangat penting dilakukan guna mencegah potensi stunting dan memulihkan kondisi gizi anak terkena stunting," kata Wali Kota Palu Hadianto Rasyid saat meluncurkan program inovasi Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsyat) di kampung keluarga berkualitas Kelurahan Taipa, Palu, Selasa.

 

Ia menjelaskan, program inovasi ini diluncurkan pada di 46 kelurahan secara bertahap, sebagai upaya Pemkot Palu memberikan layanan pemenuhan gizi terhadap anak dalam mendukung tumbuhan kembangnya.

 

Menurut dia, program tersebut melibatkan partisipasi masyarakat, kader posyandu, tim penggerak pemberdayaan kesejahteraan keluarga (TP-PKK) pada masing-masing kecamatan dan kelurahan.

 

"Kolaborasi dibutuhkan dalam percepatan penanganan stunting, pemerintah sulit mewujudkan aksi konvergensi tanpa dukungan semua pihak di daerah ini," ujarnya.

 

Menurut dia, instansi teknis terkait harus lebih masif menjalankan program inovatif disamping aksi konvergensi yang sudah ditetapkan bersama.

 

Oleh karena itu, diharapkan pemberian makanan tambahan bagi anak baduta dapat juga terselenggara secara mandiri oleh masyarakat, maupun partisipasi dari pihak lain.

 

"Segmen keluarga menjadi kunci utama dalam pemenuhan gizi anak. Bila asupan gizinya tidak terpenuhi, maka besar kemungkinan anak mengalami kekurangan gizi, dan paling ekstrem adalah kekurangan gizi kronis dapat menimbulkan stunting," tutur Hadianto.

 

Ia memaparkan, percepatan penanganan stunting merupakan program nasional yang selanjutnya diimplementasikan di daerah, dan Kota Palu menjadi salah satu daerah lokus penanganan di wilayah Sulawesi Tengah.

 

"Tugas pemerintah memberikan pendampingan kepada masyarakat guna menciptakan kualitas hidup lebih baik. Kami terus berupaya menekan prevalensi stunting, dengan harapan tahun 2024 prevalensinya bisa mencapai 14 persen sesuai target nasional, karena kasus stunting Kota Palu masih berada di angka 24,7 persen tahun 2022," kata dia.