"Besar sekali dampaknya, ada banyak hal yang diambil, seperti di perhotelan, restoran, oleh-oleh atau usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)," kata Gigih kepada ANTARA melalui sambungan telepon di Surabaya, Jawa Timur, Selasa.
Apalagi, kata Gigih, turnamen tersebut juga berskala internasional yang secara otomatis mendatangkan turis asing, khususnya para suporter negara-negara peserta.
Oleh karena itu pemerintah disebutnya harus benar-benar memaksimalkan gelaran tersebut dengan gencar mempromosikan berbagai potensi wisata dan produk khas yang dimiliki oleh Indonesia dengan memperkuat koordinasi bersama pelaku industri pariwisata, seperti pelaku usaha hiburan, hotel, restoran dan jasa layanan perjalan.
"Pemerintah harus aktif untuk menggaet pihak-pihak tersebut," ucapnya.
Pergerakan industri pariwisata harus ditunjang dengan keberadaan fasilitas transportasi. Kemudian setiap pemerintah daerah (pemda) membentuk skema destinasi pariwisata yang saling terkoneksi antara satu dengan lainnya.
"Kemudian tempat-tempat wisata yang mendatangkan turis bisa dipercantik dan spot-spot harus dipersiapkan," ujarnya.
Di sisi lain, dia menyatakan kesuksesan menggelar kejuaraan dunia kelompok usia bisa mencetak rekam jejak dan portofolio positif bagi Indonesia di mata dunia.
Artinya, kata dia Piala Dunia berpotensi memantik masuknya ajang skala besar dan bertaraf internasional lainnya ke Tanah Air.
"Setiap tahun harus ada 'event-event' besar yang masuk Indonesia, setelah piala dunia ini ada 'event' apa, terus 'event' apa lagi," kata dia.
Jika hal tersebut bisa terwujud, maka industri pariwisata Indonesia bisa semakin dikenal dunia internasional dan memberikan tambahan pemasukan yang signifikan bagi negara.
"Jadi 'event-event' besar memang harus berkelanjutan," tuturnya.
Diketahui, gelaran Piala Dunia U-17 dibuka dengan pertandingan grup A antara tuan rumah Tim Nasional Indonesia U-17 menghadapi Ekuador di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, pada 10 November 2023.
Selain Surabaya, pertandingan Piala Dunia U-17 juga digelar di tiga daerah lain, yakni Jakarta, Bandung dan Solo.
Apalagi, kata Gigih, turnamen tersebut juga berskala internasional yang secara otomatis mendatangkan turis asing, khususnya para suporter negara-negara peserta.
Oleh karena itu pemerintah disebutnya harus benar-benar memaksimalkan gelaran tersebut dengan gencar mempromosikan berbagai potensi wisata dan produk khas yang dimiliki oleh Indonesia dengan memperkuat koordinasi bersama pelaku industri pariwisata, seperti pelaku usaha hiburan, hotel, restoran dan jasa layanan perjalan.
"Pemerintah harus aktif untuk menggaet pihak-pihak tersebut," ucapnya.
Pergerakan industri pariwisata harus ditunjang dengan keberadaan fasilitas transportasi. Kemudian setiap pemerintah daerah (pemda) membentuk skema destinasi pariwisata yang saling terkoneksi antara satu dengan lainnya.
"Kemudian tempat-tempat wisata yang mendatangkan turis bisa dipercantik dan spot-spot harus dipersiapkan," ujarnya.
Di sisi lain, dia menyatakan kesuksesan menggelar kejuaraan dunia kelompok usia bisa mencetak rekam jejak dan portofolio positif bagi Indonesia di mata dunia.
Artinya, kata dia Piala Dunia berpotensi memantik masuknya ajang skala besar dan bertaraf internasional lainnya ke Tanah Air.
"Setiap tahun harus ada 'event-event' besar yang masuk Indonesia, setelah piala dunia ini ada 'event' apa, terus 'event' apa lagi," kata dia.
Jika hal tersebut bisa terwujud, maka industri pariwisata Indonesia bisa semakin dikenal dunia internasional dan memberikan tambahan pemasukan yang signifikan bagi negara.
"Jadi 'event-event' besar memang harus berkelanjutan," tuturnya.
Diketahui, gelaran Piala Dunia U-17 dibuka dengan pertandingan grup A antara tuan rumah Tim Nasional Indonesia U-17 menghadapi Ekuador di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, pada 10 November 2023.
Selain Surabaya, pertandingan Piala Dunia U-17 juga digelar di tiga daerah lain, yakni Jakarta, Bandung dan Solo.