Aktivis pemuda yakin Polri jaga netralitas dalam Pemilu

id gpk gen z polri netral,netralitas ,pemilu,polri

Aktivis pemuda yakin Polri jaga netralitas dalam Pemilu

Ketua Perkumpulan Gerakan Kebangsaan Kalimantan Timur (PGK Kaltim) Rendy Zulkarnain bersama para anggotanya. (ANTARA/HO-PGK)

Balikpapan (ANTARA) - Ketua Perkumpulan Gerakan Kebangsaan Kalimantan Timur (PGK Kaltim) Rendy Zulkarnain meyakini Polri akan menjaga netralitasnya dalam mengawal Pemilu 2024 mendatang.



"Bila ada yang menuduh Polri tidak netral, setahu saya tudingan harus berdasarkan bukti kuat, bukan sekadar isu belaka,” kata Rendy di Balikpapan, Senin.



Sejauh ini, kata Rendy, dirinya dan organisasinya tidak melihat indikasi hal ketidaknetralan tersebut. Adalah blunder bagi Polri bila berlaku tidak netral sementara mereka selalu diawasi para pihak, terutama oleh media, dan termasuk juga masyarakat awam dengan berbagai cara. Bahkan sebelum media pers memberitakan, biasanya sudah lebih dahulu ramai di media sosial.



Di sisi lain, Rendy menegaskan alasannya angkat bicara hal tersebut, yaitu untuk turut bagian dalam pendidikan politik bagi generasi sekarang. Bila isu ketidaknetralan disampaikan oleh partai politik, atau pasangan calon peserta pemilu, atau tim suksesnya, maka reaksi masyarakat bisa terbagi pada dua hal, yaitu sadar dan akan semakin turut mengawasi.



“Namun bisa pula sebaliknya. Apalagi bila yang dituduhkan tidak disertai bukti dan sekedar jadi jargon dan tuduhan kosong. Masyarakat malah bisa memberikan persepsi negatif kepada pihak yang melempar isu tersebut,” jelas Rendy.



Tentang isu ketidaknetralan Polri yang bergulir di DPR hingga berbuah Panitia Kerja (Panja), kata Rendy, menuntut penjelasan lebih bagi masyarakat, terutama untuk mereka yang berada di kelompok usia Gen Z atau sekarang dalam rentang usia 10-25 tahun.



“Terutama tentang maksud dan tujuan Panja tersebut,” ujarnya.



Rendy meneruskan, bagi generasi dia, isu-isu yang beredar menjelang Pemilu 2024 harus diselesaikan satu per satu, bukannya malah saling mengaburkan dan terkesan tidak ada kepercayaan antar institusi.



"Bagi kami, terkesan bukan sekadar khawatir proses pemilu akan terjadi kecurangan, malah menuding kecurangan ini sedang berproses.”



Lebih jauh, menurut Rendy, bagi anak-anak muda sekarang, pemimpin yang berkualitas itu mereka yang punya gagasan-gagasan atau ide untuk kemajuan, bisa menjadi teladan, beradab, punya rasa keadilan, dan sedapat mungkin nirkonflik.