FKUB Provinsi Sulteng ajak semua pihak lindungi Gen-Z dari radikalisme

id Intoleransi, radikalisme, terorisme, FKUB Sulteng, Zainal Abidin, Gen-Z, milenial, kerukunan, toleransi, Sulteng

FKUB Provinsi Sulteng ajak semua pihak lindungi Gen-Z dari radikalisme

Ketua FKUB Sulawesi Tengah Zainal Abidin memberikan keterangan terkait upaya membangun kerukunan umat beragama di provinsi ini. (ANTARA/HO-FKUB Sulteng)

Palu (ANTARA) - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah mengajak semua komponen dan elemen masyarakat, bersama-sama melakukan gerakan perlindungan terhadap Gen-Z dari bahaya intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

"Gen-Z merupakan komponen pewaris bangsa yang harus dilindungi," kata Ketua FKUB Sulteng Zainal Abidin di Palu, Selasa.

Menurut dia, Gen-Z rentan terpapar intoleransi, radikalisme dan terorisme karena gaya hidup mereka erat dengan platform internet.

Berdasarkan riset Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT ) pada 2023 bahwa terdapat tiga kelompok yang rentan terpapar radikalisme yaitu wanita, anak-anak, dan remaja usia 11-26 tahun yang aktif di internet.

Ia mengapresiasi BNPT dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang telah berhasil memblokir sebanyak 180.954 konten bermuatan intoleransi, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme di ruang siber sepanjang 2024.

"Apa yang telah dilakukan oleh BNPT dan Komidigi adalah satu upaya menjaga keutuhan bangsa dan melindungi masyarakat dari pengaruh buruk ideologi kekerasan yang mengancam stabilitas negara," ujarnya.

Guna penguatan kerukunan umat beragama dan melindungi Gen-Z, FKUB Sulteng telah membentuk Pelopor Kerukunan Dunia Maya ( PKDM) pemuda lintas agama.

Selain itu FKUB juga menggencarkan kampanye "Bahagia Beragama Beragama Bahagia" sebagai bentuk penguatan kerukunan umat beragama di Sulteng.

"Pelopor kerukunan dunia maya melibatkan Gen-Z dan milenial, kami berharap semua pihak dapat mendukung gerakan ini untuk tujuan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," tutur Zainal.

Ia menambahkan, tantangan terbesar pembangunan kerukunan yaitu adanya penyebaran intoleransi, radikalisme dan terorisme.

"Kami juga menggencarkan sosialisasi dan pembinaan masyarakat tentang pentingnya toleransi untuk meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama lewat berbagai kegiatan-kegiatan dialog, termasuk keagamaan tentang 'Bahagia Beragama Beragama Bahagia'," kata dia.