PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebutkan pasar modal di Sulawesi Tengah (Sulteng) masih didominasi investor usia 18-25 tahun atau generasi gen Z dan milenial dengan presentasi 38 persen dari total Single Investor Identification (SID) di daerah itu.
"Dilihat dari data investor pasar modal berdasarkan usia, urutan pertama usia 18-25 tahun sebanyak 10.252 investor," kata Kepala BEI Perwakilan Sulawesi Tengah Putri Irnawati di Palu, Rabu.
Ia menjelaskan tingginya minat kalangan muda berinvestasi di bursa efek tidak terlepas dari sosialisasi dilakukan pihaknya, kemudian pengaruh Galeri Investasi, lalu model investasi bursa efek tidak membutuhkan modal besar.
Oleh sebab itu kalangan muda berminat memanfaatkan kanal tersebut, sekaligus menjadi wadah mereka dalam mempelajari bisnis sekuritas.
"Tahun 2023 jumlah investor pasar modal Sulteng berada di angka 76.918 SID, kemudian sejak Januari hingga September 2024 jumlah tersebut menjadi 111.684 SID, tidak menutup kemungkinan jumlah ini terus bergerak naik hingga akhir tahun 2024," ujarnya.
Ia mengemukakan kalangan usia 26-30 tahun berada di posisi kedua dengan jumlah 6.742 SID atau 25 persen, disusul usia 31-40 6.518 SID atau 24 persen dan usia 41-100 sekitar 3.500 SID atau 13 persen.
Kemudian secara spesifik daftar investor berdasarkan pekerjaan, swasta berada di peringkat atas dengan jumlah 8.179 SID atau 32 persen, kemudian pelajar sebanyak 6.918 SID atau 25 persen, kalangan pengusaha 4.198 SID atau 15 persen, dan sisanya dari kalangan TNI/Polri, ASN, Guru, pensiunan serta ibu rumah tangga.
"BEI sebagai pihak yang menyediakan infrastruktur bursa efek, juga memiliki peran mengedukasi masyarakat tentang investasi dan transaksi supaya masyarakat memiliki pemahaman yang utuh sehingga tidak terjerumus ke dalam investasi bodong," tutur Putri.