Danrem 132/Tadulako ingatkan warga Sulteng jaga persatuan dan kesatuan

id Korem, danrem, Dody Triwinarto, kemasan, kesatuan, persatuan, bangsa, Indonesia, FKUB, sulteng,Toleransi, moderasi berag

Danrem 132/Tadulako ingatkan warga Sulteng jaga persatuan dan kesatuan

Danrem 132/Tadulako Brigjen TNI Dody Triwinarto menyampaikan sambutan dalam kegiatan komunikasi sosial dengan komponen masyarakat berlangsung di Palu, Selasa (28/11/2023). ANTARA/HO-Korem 132/Tadulako

Palu (ANTARA) -

Danrem 132/Tadulako Brigjen TNI Dody Triwinarto mengingatkan warga Provinsi Sulawesi Tengah senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan serta tidak mudah terprovokasi isu-isu yang sengaja diembuskan oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab untuk memecah belah.

"Pentingnya persatuan dan kesatuan dalam menjaga stabilitas nasional. Masyarakat merupakan komponen yang strategis dalam menjaga kedaulatan negara selain aparat keamanan,” kata dia dalam kegiatan komunikasi sosial dengan komponen masyarakat di Palu, Selasa.
Ia menegaskan seluruh prajurit TNI sebagai alat utama pertahanan negara untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Oleh karena itu, kata dia, TNI dan masyarakat komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari berbagai ancaman internal dan eksternal.

“Jangan kita biarkan persatuan dan kesatuan bangsa hilang, oleh provokasi dan ambisi yang dibungkus dengan berbagai identitas. Kesolidan seluruh rakyat adalah pertahanan yang kokoh,” ujarnya.
Kegiatan komunikasi sosial dengan komponen masyarakat mengusung tema "Moderasi beragama dan tantangan polarisasi di Indonesia" itu, membahas langkah-langkah strategis dalam menguatkan masyarakat menjaga perdamaian, menjaga kerukunan antarumat beragama dalam konteks kehidupan sosial.

Sekretaris Umum Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulteng Muhammad Munif Godal mengemukakan bahwa upaya menjaga kesatuan dan persatuan harus didukung dengan moderasi beragama, karena situasi sosial kemasyarakatan di daerah ini majemuk.
Ia menjelaskan moderasi beragama dengan menyadari bahwa perbedaan sebagai "sunnatullah", keanekaragaman sebagai fitrah bangsa, dan Pancasila sebagai dasar negara menjadi cermin nilai-nilai luhur berbangsa dan bernegara.
“Semua agama tidak sama karena ada perbedaan mendasar. Tetapi agama juga memiliki banyak persamaan. Pahami perbedaan dan kedepankan persamaannya, jika cara ini digunakan kedamaian itu selalu terjaga,” kata dia.