Tangerang (ANTARA) - Psikolog Klinis Eka Hospital Cibubur Siti Sa’diah Syam mengatakan orang tua memiliki peran yang cukup besar dalam proses pengobatan anak di fasilitas kesehatan, sehingga diharapkan tetap tenang memberi dukungan dalam prosesnya.
"Dengan tetap tenang, orangtua dapat menciptakan rasa aman dan nyaman pada si kecil serta memudahkan petugas medis dalam menjalankan tugasnya," kata Siti Sa'diah Syam di Tangerang, Sabtu.
Ia mengatakan kecemasan orang tua pada saat proses pengobatan anak adalah hal yang biasa terjadi dalam dunia kesehatan. Tidak sedikit melihat orangtua yang tidak tega melihat si kecil merasakan nyeri, sehingga tak jarang rasa tersebut meluas menjadi murung, panik, bahkan marah yang akhirnya dapat berpengaruh pada proses pengobatan secara keseluruhan.
Menurut sebuah jurnal dari National Institutes of Health, lanjut Siti, salah satu faktor terbesar yang dapat berpengaruh pada rasa kecemasan tersebut, yaitu faktor stres yang bisa diterima dari banyak hal.
Misalnya, ikatan rasa sayang yang kuat antara orang tua dan anak hingga kondisi dan suasana rumah sakit yang bisa terkesan menakutkan bagi beberapa orang.
Rasa cemas memang merupakan perasaan yang wajar dirasakan oleh setiap orang, akan tetapi rasa khawatir yang berlebih ini akan mempengaruhi proses pengobatan si kecil.
Contohnya, orang tua yang mengalami rasa panik pada proses pengobatan si kecil menghambat proses pengobatan. Hal ini dapat menyebabkan si kecil bisa terlambat untuk mendapatkan penanganan yang akhirnya berdampak ke kesehatan di kemudian hari.
"Rasa khawatir orang tua juga bisa menyebabkan si kecil ikut mencerminkan emosi tersebut, sehingga juga ikut menjadi khawatir dan akhirnya proses pengobatan akan membutuhkan waktu yang lebih lama," ujarnya.
Siti menambahkan untuk bisa mengurangi rasa kekhawatiran dengan komunikasikan bersama dokter atau petugas medis yang menanganinya.
"Sebagai penyedia layanan kesehatan, mereka dapat membantu menjelaskan setiap proses yang dijalankan serta memastikan apa yang bisa mereka lakukan untuk membantu merasa lebih nyaman dalam menjalani proses pengobatan si kecil, dan para dokter atau petugas medis akan selalu menghormati keputusan kita sebagai orang tua untuk memberikan yang terbaik bagi si buah hati," ujarnya.
Selain itu, orang tua juga bisa mengomunikasikan kekhawatiran tersebut dengan pasangan atau orang terpercaya. Jika rasa cemas yang dimiliki terus terpendam, ini bisa berpotensi emosi akan meluap dan akhirnya tidak terkendali selama proses pengobatan.
"Dengan berkomunikasi dan menceritakan segala kekhawatiran yang dimiliki, kita sebagai orangtua bisa mengurangi beban emosi yang ditampung dan bisa berpikir lebih jernih dalam bertindak dan membuat keputusan," katanya.
Kesehatan buah hati adalah prioritas nomor satu, tidak hanya bagi orang tua, namun juga bagi para penyedia kesehatan.
"Setiap proses pengobatan pasti memiliki alasan dan tujuannya, sehingga tugas sebagai orang tua untuk memastikan jika si kecil mendapatkan dukungan penuh, sehingga si kecil merasa nyaman dan tidak merasa sendirian dalam seluruh prosesnya," katanya.
Berita Terkait
Pameran Food & Hospitality Indonesia hadir di Jakarta 23-26 Juli 2024
Selasa, 9 Juli 2024 13:00 Wib
Pola makan tak sehat faktor utama penyakit jantung
Rabu, 27 Maret 2024 9:26 Wib
Sering lelah hingga rambut rontok tanda alami gejala autoimun
Rabu, 28 Februari 2024 7:21 Wib
HMI apresiasi pembangunan rumah sakit Tzu Chi Hospital
Jumat, 16 Juni 2023 8:33 Wib
Jokowi berharap WNI yang berobat ke luar negeri berkurang
Rabu, 14 Juni 2023 13:32 Wib
COVID-19: 10 Indonesians hospitalized in India
Kamis, 19 Maret 2020 6:51 Wib
Five COVID-19 patients discharged after recovery
Selasa, 17 Maret 2020 5:48 Wib
Rakhine State's Indonesian hospital to promote religious harmony: VP
Kamis, 5 Desember 2019 20:40 Wib