Jakarta (ANTARA) -
Ia pun meyakini isu yang diangkat sang sutradara adalah hal yang kerap kali terjadi di rumah tangga masyarakat Indonesia namun masih tabu untuk diceritakan.
Dalam proses syuting dia juga bersama lawan mainnya Laura Basuki mendiskusikan isu ini sebagai hal yang sangat sensitif namun harus disampaikan melalui karakter dari mereka berdua.
Ia mengaku terkadang tidak tega saat melakukan adegan pemukulan kepada Laura Basuki dan merasa kasihan dengan karakter Laura sebagai istrinya yaitu Renata.
"Saya ngobrol sama Laura bilang 'gila ya Lau, ini isunya kacau banget', dan saya kadang-kadang pas lihat laura take atau saat kita melakukan scene itu kayak 'kasihan banget bini gue'," kata Ario sambil tertawa.
Dalam perannya, Ario menggali latar belakang Edwin di mana sebagai kepala rumah tangga, sosok Edwin dianggap benar jika menyakiti istri dan berkuasa di atas istri. Namun ia menyebut, karakternya bisa menjadi contoh dan simbol dari ajaran yang tidak boleh diikuti.
"Jadi pada intinya saya ingin memberi contoh bahwa ini manifestasi yang salah, sayalah simbol yang jangan diikuti," katanya.
Ario juga mengapresiasi keberanian Upi sebagai sutradara perempuan yang mengangkat cerita ini ke layar lebar dan ia sangat bangga film ini diarahkan dari sudut pandang perempuan, di mana sebelumnya isu kekerasan dalam rumah tangga lebih sering diangkat oleh sutradara laki-laki.
Film "Sehidup Semati" menceritakan kisah Renata (Laura Basuki) yang tinggal dengan Edwin (Ario Bayu), suami yang sering melakukan kekerasan dan juga melakukan perselingkuhan dengan Ana (Chantiq Schagerl). Beberapa aktor dan aktris lainnya yang terlibat seperti Asmara Abigail, Lukman Sardi, Ivanka Suwandi dan lainnya.
"Sehidup Semati" tayang di bioskop Indonesia mulai 11 Januari 2024.