Palu (ANTARA) -
Palu tata lingkungan huntap Petobo supaya tidak kumuh
Pemerintah Kota Palu sedang menyusun perencanaan untuk menata lingkungan kawasan hunian tetap (huntap) di Kelurahan Petobo setelah penyerahan kunci untuk ditempati warga supaya tidak menimbulkan kekumuhan baru.
"Upaya ini untuk menghindari kawasan kumuh, karena huntap merupakan kawasan hunian baru sehingga perlu dipertahankan nilai estetikanya," kata Wali Kota Palu Hadianto Rasyid di Palu, Sabtu.
Ia menjelaskan sesuai permintaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), maka Pemkot Palu menyusun perencanaan untuk penghijauan lingkungan tersebut supaya terlihat asri, sejuk dan bersih.
Huntap Petobo merupakan salah satu kawasan hunian baru yang dibuat Kementerian PUPR untuk warga korban gempa dan likuefaksi, yang mana hunian tersebut dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung berupa jalan utama, jalan lingkungan, ruang terbuka hijau (RTH), maupun air bersih.
Huntap menjadi percontohan nasional penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab/rekon) pascabencana alam gempa, tsunami dan likuefaksi.
"Kami mengimbau warga penghuni huntap agar memperhatikan aspek-aspek kebersihan, karena Kota Palu saat ini telah mendapat predikat Adipura sebagai tolak ukur kota bersih. Oleh sebab itu dibutuhkan kolaborasi masyarakat menjaga kebersihan lingkungan masing-masing," ucap Hadianto.
Ia menyarankan bila masyarakat melakukan renovasi bangunan sebaiknya berkonsultasi dengan Balai Penyedia Perumahan supaya mendapat desain/gambar yang cocok dengan bangunan tersebut.
"Kami tidak ingin nilai estetik bangunan huntap rusak setelah direnovasi. Artinya, bila menambah bangunan sebaiknya menggunakan material yang bagus supaya tetap terlihat indah," kata dia.
Huntap Petobo yang dibangun Kementerian PUPR berjumlah 655 unit untuk 655 kepala keluarga (KK) terdampak bencana. Saat ini penyelesaian pekerjaan infrastruktur penunjang terus digenjot, termasuk penyediaan sarana air bersih.