Menjelajah Gua Karst Batu Putih dan Batu Tumpuk di Bulungan

id Objek wisata, Wisata Alam, Kabupaten Bulungan, Kaltara

Menjelajah Gua Karst Batu Putih dan Batu Tumpuk di Bulungan

Gubernur Kaltara Zainal A Paliwang (tengah) duduk di sebuah lempeng batu di dalam area gua Batu Putih, Desa Karang Agung, Kecamatan Tanjung Palas Utara, Kabupaten Bulungan, Sabtu (8/6/2024). (ANTARA/HO-Adpim Kaltara)

Tanjung Selor (ANTARA) - Kalimantan Utara yang merupakan pemekaran Provinsi Kalimantan Timur memiliki destinasi wisata yakni Gua Karst Batu Putih di Kecamatan Tanjung Palas Utara, Kabupaten Bulungan.

Daerah ini dikenal mempunyai sumber daya alam karst yang cukup luas sebarannya. Salah satu bagian kawasan karst tersebut adalah di Kecamatan Tanjung Palas Kabupaten Bulungan.

Karst menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daerah yang terdiri atas batuan kapur yang berpori sehingga air di permukaan tanah selalu merembes dan menghilang ke dalam tanah (permukaan tanah selalu gundul karena kurang vegetasi).

Namun demikian, nama geologis karst konon merupakan nama suatu kawasan di perbatasan antara Yugoslavia dengan Italia timur laut,  berdekatan dengan wilayah pariwisata Trieste. Jadi, penamaan karst berasal dari kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. 

Indonesia memiliki kawasan karst sekitar 15,4 juta hektare dan tersebar dari Aceh sampai Papua,  seperti di Gunung Leuser (Aceh), perbukitan Bahorok  (Sumatra Barat), perbukitan Pangkep-Maros (Sulawesi Selatan),  pegunungan Cartenz ( Papua) dan  kawasan Pegunungan Sangkulirang - Tanjung Mangkalia (Kalimantan Timur).

Kawasan karst di Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, menurut para ahli dikelompokkan menjadi tiga satuan morfologi yaitu satuan morfologi dataran alluvial, satuan morfologi dataran bergelombang dan satuan morfologi perbukitan karst.

Menjelajahi gua

Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), H. Zainal A. Paliwang,  Sabtu (8/6/2024),  bersama jajarannya melakukan ekspedisi seru menelusuri Gua Karst Batu Putih.

Perjalanan dari Tanjung Selor, Ibu Kota Kabupaten Bulungan, ditempuh menggunakan kendaraan roda dua selama kurang lebih 1,5 jam, melewati jalan Trans-Kalimantan yang berliku dan dikelilingi panorama alam indah.

Setiba di lokasi objek wisata Desa Karang Agung, rombongan memasuki gua yang disambut stalaktit dan stalakmit  yang indah, bagaikan lukisan alam yang memesona.

Informasi yang didapat menyebutkan bahwa terdapat tujuh gua di kawasan tersebut, dengan masing-masing goa memiliki keunikan dan daya tariknya sendiri. Untuk menjelajahi seluruh gua yang ada di sana diperkirakan butuh waktu seharian penuh.

"Ini baru tiga gua dan sudah memakan waktu dua jam setengah, belum semuanya," kata Zainal A. Plaliwang memberikan gambaran waktu yang dibutuhkan untuk menjelajahi gua kapur tersebut. 

Gua Karst Batu Putih tidak hanya indah, tapi juga menyimpan nilai sejarah dan budaya yang patut dilestarikan. Gua Karst Batu Puth adalah salah satu harta karun alam di Kaltara yang patut dilestarikan. 

 
Gubernur Kaltara Zainal A Paliwang (lima kanan belakang) mengabadikan momen di salah satu formasi batu di area objek wisata Batu Tumpuk, Desa Panca Agung, Kecamatan Tanjung Palas Utara, Kabupaten Bulungan, Sabtu (8/6/2024). (ANTARA/HO-Adpim Kaltara)


Batu Tumpuk

Dari Desa Karang Agung, penjelajahan dilanjutkan ke desa sebelah yaitu Desa Panca Agung, Kecamatan Tanjung Palas Utara untuk mengunjungi objek wisata alam Batu Tumpuk.

Destinasi wisata ini menawarkan pesona alam yang unik dan memukau, yakni batu-batu raksasa yang menjulang setinggi 50 meter tersusun rapi dengan cara yang luar biasa.  Batu-batu kecil menopang batu-batu yang berukuran lebih besar.

Keindahan ini merupakan hasil karya alam selama ribuan tahun, sehingga tidak jarang mengundang rasa penasaran dan decak kagum bagi para pengunjung.

Suasana asri dan sejuk menyelimuti kawasan Batu Tumpuk.  Pepohonan rindang memberikan keteduhan. Pengunjung dapat menikmati momen indah ini dengan bersantai di bawah pepohonan, berfoto dengan latar belakang batu-batu raksasa yang eksotis, atau bahkan menjelajahi area sekitar untuk menemukan spot-spot instagramable lainnya.

Meskipun terbilang masih baru, Batu Tumpuk telah menjadi primadona wisata alam di Bulungan. Akses jalan yang mudah dilalui dengan kendaraan bermotor, hanya memakan waktu sekitar satu setengah jam dari Tanjung Selor, menjadikan tempat ini mudah dijangkau wisatawan.

Namun, perlu diingat bahwa Batu Tumpuk belum memiliki fasilitas kuliner. Karena itu, pengunjung harus membawa  bekal makanan dan minuman sendiri.

Selain itu, dianjurkan pengunjung menggunakan pakaian dan alas kaki yang nyaman untuk tracking, menjaga kebersihan dan kelestarian alam sekitar, serta mematuhi peraturan yang berlaku di kawasan wisata.

Hutan dan bebatuan yang indah ini merupakan aset berharga. "Mari kita jaga kelestarian alam Batu Tumpuk, karena keindahan alam ini adalah anugerah yang harus kita syukuri dan jaga bersama,” kata Gubernur.


Kunjungan wisman meningkat

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara yang dirilis 3 Juni 2024 menunjukkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Kaltara melalui pintu keimigrasian di Kabupaten Nunukan (laut) dan Kota Tarakan pada April 2024 mengalami peningkatan. 

Khusus untuk pintu keimigrasian Nunukan, jumlah wisman tercatat sebanyak 404 kunjungan pada April 2024, meningkat 66 kunjungan dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, di Tarakan, tercatat 449 kunjungan wisman, naik 251 kunjungan dari bulan sebelumnya.

Secara keseluruhan, jumlah wisman melalui pintu keimigrasian Nunukan  dan Tarakan pada April 2024 mencapai 853 kunjungan, meningkat 59,14 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Secara kumulatif, jumlah wisman yang berkunjung ke Kaltara melalui pintu keimigrasian pada periode tahun 2024 mencapai 3.429 kunjungan.

Namun, Kepala BPS Kaltara, Mas'ud Rifai, juga mengungkapkan bahwa masih banyak wisman yang berkunjung ke Kaltara melalui Pintu Lintas Batas (PLB) yang tidak tercatat (undocumented) di Pintu Keimigrasian.

Oleh karena itu, BPS bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Telkomsel untuk melakukan penghitungan dengan menggunakan metode Mobile Position Data (MPD) untuk menghitung jumlah wisman.

Berdasarkan MPD, jumlah wisman yang berkunjung ke Kaltara pada April 2024 mencapai 32.355 kunjungan, turun 1,92 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Secara kumulatif, jumlah kunjungan wisman MPD ke Kaltara pada periode Tahun 2024 sebanyak 121.041 kunjungan, atau terjadi penurunan sebesar 20,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang tercatat sebanyak 151.398 kunjungan. 

Pemerintah Kaltara terus berupaya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kaltara. Salah satu upayanya adalah dengan mengembangkan berbagai destinasi wisata unggulan, Selain itu, Pemerintah juga gencar melakukan promosi dan pemasaran pariwisata Kaltara melalui berbagai media.

Meskipun secara keseluruhan jumlah kunjungan wisman ke Kaltara mengalami penurunan, namun peningkatan di pintu keimigrasian Nunukan dan Tarakan menunjukkan bahwa sektor pariwisata Kaltara mulai menunjukkan pemulihan. Dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, diharapkan sektor pariwisata Kaltara dapat kembali berjaya dan menjadi salah satu penyumbang utama pendapatan daerah.

Gandeng ITDC

Pemprov Kaltara dan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) telah resmi menjalin kerja sama strategis untuk meningkatkan investasi di sektor pariwisata. Nota Kesepahaman (MoU) telah ditandatangani Gubernur Kaltara Zainal A Paliwang dan Direktur Pengembangan Bisnis ITDC, Ema Widiastuti, di Bali, pada 17 November 2024. 

Kerja sama ini menandakan komitmen kuat kedua belah pihak untuk menggali dan memaksimalkan potensi wisata Kaltara yang luar biasa. Dua kawasan, yaitu kawasan pesisir Tanah Kuning di Kabupaten Bulungan dan Kota Tarakan, ditetapkan sebagai titik awal pengembangan.

Membangun industri pariwisata tidak dapat dilakukan seorang diri, dan untuk itu membutuhkan dukungan dari para investor. 

ITDC merupakan BUMN pengembang kawasan pariwisata ternama di Indonesia, siap membawa keahliannya dalam mengembangkan Tanah Kuning dan Tarakan menjadi destinasi wisata unggulan. Pengalaman ITDC dalam membangun kawasan Nusa Dua di Bali dan Mandalika di NTB menjadi bukti nyata kemampuannya dalam menciptakan destinasi wisata kelas dunia.

Kaltara  dianugerahi kekayaan alam dan budaya yang memukau, mulai dari pantai berpasir putih, hutan hujan tropis yang lebat, hingga pegunungan yang menjulang. Selain itu, keragaman budaya Kaltara  juga menjadi daya tarik tersendiri.

Kerja sama ini diharapkan dapat membuka peluang investasi baru di sektor pariwisata Kaltara, mendorong penciptaan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal. Dengan sinergi yang solid antara Pemprov Kaltara dan ITDC, Kaltara berpotensi menjadi destinasi wisata baru yang digemari wisatawan domestik maupun mancanegara.

Kaltara siap menyambut para pelancong dengan keindahan alam yang memukau, budaya yang kaya, dan keramahan masyarakatnya.