Disperindag Palu subsidi harga bahan pangan lewat pasar bergerak

id Pangan, pasar bergerak, Disperindag Palu, Zulkifli, pengendalian inflasi, TPID, pemkotpalu, Sulteng, kota Palu, beras, gula pasir, minyak goreng

Disperindag Palu subsidi harga bahan pangan lewat pasar bergerak

Warga mengantre membeli bahan pangan di pasar bergerak milik Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Palu. (Foto ANTARA/Ho-Disperindag)

Palu (ANTARA) -
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Palu, Sulawesi Tengah mensubsidi harga bahan pangan lewat program pasar bergerak atau "gade nolumako" sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi.
 
"Pasar bergerak merupakan inovasi kami untuk memudahkan masyarakat mengakses bahan pangan dengan harga murah," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Palu Zulkifli di Palu, Selasa.
 
Ia menjelaskan pasar bergerak hanya menjual tiga komoditas bahan pangan utama yakni beras, minyak goreng dan gula pasir yang mana bahan pangan tersebut disubsidi oleh pemerintah.
 
Minyak goreng merek minyakita dijual Rp14 ribu ukuran 1 liter dari harga normal Rp19 ribu, kemudian gula pasir dijual Rp13 ribu per kilogram dari harga normal Rp18 ribu per kilogram, beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog dijual sesuai harga subsidi nasional Rp62 ribu per 5 kilogram.
 
"Gula pasir dan minyak goreng masing-masing disubsidi Pemerintah Kota (Pemkot) Palu Rp5 ribu. Olehnya kami mengajak masyarakat manfaatkan layanan ini untuk pemenuhan kebutuhan rumahtangga," ujarnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Palu Zulkifli memberikan keterangan terkait pengendalian harga. (Foto ANTARA/Moh Ridwan)
 
Pada pelaksanaan program pasar bergerak, Pemkot Palu menggandeng Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Sulteng dan Perum Bulog Sulteng sebagai mitra kerja, yang mana salah satu tugas dilakukan yakni upaya mengendalikan inflasi daerah.
 
Ia mengemukakan pihaknya menargetkan pelaksanaan pasar bergerak sebanyak 46 kali mulai dari triwulan III hingga triwulan IV 2024, yang mana dari target tersebut telah terlaksana sekitar 15 kali.
 
"Fluktuasi harga memungkinkan terjadi bila tidak lakukan langkah-langkah konkret pencegahan. Oleh sebab itu kami terus berupaya menjaga stabilitas harga bahan pangan melalui berbagai intervensi," tutur Zulkifli.
 
Menurut data Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) setempat, bahwa kondisi inflasi daerah ini juga terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen.