TPH Sulteng sebut pupuk salah satu penunjang keberhasilan pertanian

id Urea, Ponska, pertanian, petani

TPH Sulteng sebut pupuk salah satu penunjang keberhasilan pertanian

Ilustrasi - Pupuk yang dijual oleh Pupuk Indonesia Niaga. (ANTARA/HO-Pupuk Indonesia Niaga)

Palu (ANTARA) - Dinas Tanaman Panganan dan Hortikultura (TPH) Sulawesi Tengah menyebutkan bahwa pupuk sebagai sarana produksi (saprodi) menjadi salah satu penunjang keberhasilan pertanian di provinsi tersebut.

"Produksi pertanian meningkat tidak terlepas dari penggunaan pupuk dan pestisida, oleh sebab itu distribusi pupuk subsidi harus tempat sasaran kepada petani supaya produksi mereka semakin kuat," kata Kepala Dinas TPH Sulteng Nelson Metubun di Palu, Senin.

Ia mengemukakan dalam penggunaan pupuk dan pestisida ada enam prinsip yang harus dipatuhi yakni tepat mutu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat harga, tepat waktu, dan tepat tempat yang mana berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mencapai prinsip tersebut.

Oleh sebab itu Dinas Pertanian kabupaten/kota harus memastikan pelaksanaan distribusi pupuk subsidi sampai kepada petani penerima bantuan sesuai jumlah.

"Distribusi pupuk dari tingkat distributor ke petani haru diawasi secara ketat supaya petani betul-betul menerima produk sesuai dengan permintaan mereka, karena pengadaan pupuk langsung dari Kementerian Pertanian (Kementan). Tugas pemerintah daerah adalah melakukan pengawasan," kata dia menuturkan.

Menurut data Dinas TPH, realisasi penyaluran pupuk subsidi jenis Urea hingga Oktober 2024 sebanyak 34.378 kilogram atau 59,36 persen dari kuota 57.914 kilogram, kemudian jenis NPK Phonska 40.557 kilogram atau 63,73 persen dari jumlah kuota 63.835 kilogram dan NPK Formula Khusus 6.590 kilogram atau 43,71 persen dari jumlah kuota 15.074 kilogram.

"Pupuk subsidi hanya boleh digunakan untuk pertanian sub sektor tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan," ucap Nelson.

Ia menegaskan pihak distributor jangan menjual pupuk subsidi kepada pihak-pihak yang tidak berhak menerima produk subsidi pemerintah.

Bila hal itu terjadi, maka pihaknya tidak segan melaporkan kepada Kementerian Pertanian untuk memberikan sanksi.

"Target produksi padi Sulteng tahun 2024 sebanyak 884.272 ton gabah kering giling (GKG), yang mana realisasi luas panen sejak Januari hingga September sekitar 117 ribu hektare, yang mana diproyeksikan tahun ini luas panen mencapai 171 ribu hektare," kata Nelson.