Donggala (ANTARA) - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah memberikan bantuan pangan kepada masyarakat Desa Saloya, Kecamatan Sindue sebagai upaya percepatan penurunan kasus stunting di daerah itu.
"Bantuan pangan bergizi itu diberikan kepada 241 keluarga berisiko stunting yang berada di wilayah Sindue berdasarkan data dari Dinas P2KB Kabupaten Donggala," kata Bupati Donggala Vera Elena Laruni kepada awak media di Saloya, Donggala, Minggu.
Ia mengemukakan bantuan pangan itu terdiri atas ikan segar tiga kilogram untuk setiap kepala keluarga.
Total penerima ikan segar itu 723 jiwa menjadi sasaran program sebagai bagian dari strategi peningkatan konsumsi ikan segar yang kaya akan nutrisi dan Omega-3.
"Guna menunjang status gizi masyarakat," ucapnya.
Ia menuturkan Desa Saloya secara geografis berada di wilayah daratan dan jauh dari pesisir menjadi fokus pendistribusian bahan pangan berbasis ikan tersebut.
Pemerintah daerah menilai pentingnya peningkatan konsumsi ikan sebagai langkah strategis menjaga kesehatan mata, jantung, tulang, sendi, dan otak, serta mendukung tumbuh kembang janin dan mengurangi risiko penyakit kronis.
Pihaknya juga mendorong program bantuan pangan itu tidak hanya mencakup penguatan usaha ekonomi sirkular di tingkat desa.
"Ke depan bagaimana melalui budi daya ikan air tawar, keluarga berisiko stunting didorong untuk memiliki akses protein hewani secara mandiri dan berkelanjutan," katanya.
Vera menyebutkan aksi pelayanan tersebut bagian dari strategi nasional untuk menurunkan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2025.
"Tentunya kegiatan dilakukan secara kolaboratif dan konvergen, melibatkan lintas sektor seperti Pemerintah Daerah Kabupaten Donggala, Polres Donggala, TNI, serta lembaga desa setempat," ujarnya.
Ia berharap, ke depan gerakan penurunan stunting juga melibatkan berbagai organisasi perangkat daerah (OPD), tidak terbatas pada Dinas Perikanan.
"Harapannya seluruh OPD terkait lainnya berkomitmen untuk bersinergi dalam gerakan 'Stop Stunting' di Kabupaten Donggala, guna menciptakan generasi masa depan yang sehat dan bebas stunting," ujarnya.
Pada 2024 angka konsumsi ikan masyarakat Donggala tercatat 70,4 persen.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) angka stunting di Kabupaten Donggala dari 32,4 persen pada 2023 naik menjadi 34,1 persen pada 2024.
Hingga akhir Juli 2024, prevalensi stunting di Donggala turun mencapai 17,4 persen.
Pemerintah Kabupaten Donggala menargetkan angka stunting bisa turun menjadi 14 persen pada 2025, sesuai dengan target nasional.