BMKG ingatkan waspada curah hujan tinggi di sejumlah daerah di Sulteng

id BMKG ,Prediksi curah hujan ,Puncak musim hujan ,Sulawesi Tengah

BMKG ingatkan waspada curah hujan tinggi di sejumlah daerah di Sulteng

Ilustrasi - Awan hitam menyelimuti langit Kota Palu, Sulawesi Tengah. ANTARA/Basri Marzuki

Palu (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri mengingatkan masyarakat dan pemerintah daerah di Sulawesi Tengah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi curah hujan tinggi.

“Sejumlah wilayah diprediksi mengalami curah hujan lebih tinggi dari biasanya atau di atas normal, sehingga perlu diantisipasi potensi banjir, tanah longsor, serta bencana hidrometeorologi lainnya,” kata Kepala BMKG Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri, Asef Firman Hilahi di Palu, Selasa.

Ia menyebutkan daerah yang diprediksi mengalami hujan di atas normal antara lain Kabupaten Banggai, Buol, Banggai Kepulauan, dan Toli-Toli, serta sebagian wilayah Donggala, Parigi Moutong, Kota Palu, Sigi, Poso, Morowali, dan Morowali Utara.

BMKG memprakirakan puncak musim hujan di Sulawesi Tengah mulai berlangsung pada September 2025 hingga April 2026.

Di Sulawesi Tengah wilayah bagian barat seperti Kota Palu, sebagian Sigi dan Donggala puncak hujan diperkirakan terjadi pada September-Desember 2025, di bagian utara pada November 2025, dan di bagian timur pada April 2026.

“Durasi musim hujan rata-rata berlangsung 10-12 dasarian atau sekitar tiga hingga empat bulan, namun beberapa daerah seperti Parigi Moutong bagian selatan, sebagian Donggala dan Tojo Una-Una diprakirakan lebih panjang,” ujarnya.

Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi banjir, tanah longsor, dan bencana hidrometeorologi lainnya, terutama di daerah yang diperkirakan mengalami hujan atas normal dan durasi lebih panjang.

Sebagai langkah mitigasi dini, BMKG merekomendasikan pemerintah daerah memperkuat pemeliharaan drainase dan jalur evakuasi, sementara sektor pertanian disarankan menyesuaikan jadwal tanam, memilih varietas tahan genangan dan memperbaiki sistem irigasi.

Selain itu, sektor perkebunan diminta mengoptimalkan pengendalian hama dan penyesuaian pemupukan agar nutrisi tidak terhanyut, serta memanfaatkan air hujan.

Di kawasan perkotaan, masyarakat diimbau menjaga sanitasi dan meningkatkan ruang terbuka hijau guna mengantisipasi penyakit akibat kelembapan tinggi seperti demam berdarah dengue.

“Informasi prakiraan ini diharapkan menjadi acuan bagi masyarakat dan pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan, perencanaan pembangunan, serta upaya pengurangan risiko bencana di Sulawesi Tengah,” ujarnya.

Pewarta :
Editor : Andriy Karantiti
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.