Surabaya - Pasangan suami-istri Dr Martin Suryana SH MHum dan Dr Suhartati SH MHum meraih penghargaan dari Museum Rekor Muri Indonesia (MURI), karena keduanya menempuh studi S1, S2, dan S3 secara bersamaan dan selalu lulus "cumlaude".
"Kami tidak pernah berpikir untuk mendapatkan rekor dari MURI itu, tapi saat kami lulus S3 bersamaan banyak teman mengucapkan selamat sambil bilang kami layak mendapat MURI," kata Martin didampingi istrinya di Rektorat Universitas Airlangga Surabaya, Kamis.
Menjelang wisuda bersama di kampus setempat pada 20 Oktober 2012, advokat itu mengaku penghargaan MURI itu bukan untuk dirinya, melainkan penting untuk inspirasi bagi generasi muda dalam mencapai cita-cita.
"Kami bisa menjadi inspirasi bahwa tidak selamanya pacaran saat kuliah itu akan mundur dalam berprestasi. Buktinya, kami mampu membalik pandangan masyarakat itu dengan fakta yang diakui MURI itu," kata ayah dari dua anak itu.
Praktisi hukum yang juga dosen di Universitas Pelita Harapan (UPH) Surabaya itu, menjelaskan dirinya bersama istri yang sama-sama menempuh studi S1 dan S2 di Universitas Surabaya (Ubaya) serta S3 di Unair itu justru saling mendukung dan memberi semangat.
"Keberhasilan kami yang gemilang dengan meraih predikat 'cumlaude' sejak S1 hingga S3 itu tidak terlepas dari kebersamaan. Saat S1 memang ada persaingan untuk saling mendapatkan nilai terbaik, meski saling menyemangati juga ada, tapi saat kami menempuh studi S3 justru kebersamaan lebih menonjol," paparnya.
Sementara itu, sang istri Suhartati yang menjadi dosen di Ubaya menceritakan dirinya bersama suami semula bertemu saat lomba debat dan lomba karya tulis ilmiah pada saat semester satu di Ubaya (S1).
"Suasananya saat itu justru berkompetisi, bahkan saya sempat benci, karena cowok kok ngomongnya cukup tajam, tapi akhirnya kami berpacaran gara-gara saya mengantar jus tomat, karena saya kasihan dengan dia yang anak kos dari Sidoarjo," tuturnya, mengenang.
Namun, dirinya bersama suami akhirnya memutuskan menikah pada tahun 2002 setelah menyelesaikan S2 pada tahun 2001, tapi saat menempuh studi S2 itu sudah bertunangan, sedangkan studi S3 ditempuh pada tahun 2010-2012.
"Bagi saya, kami menempuh studi bersamaan sejak S1 hingga S3, karena kami ingin menjadi 'role model' bagi orang lain, terutama anak. Mendidik anak itu tidak cukup dengan menyekolahkan, tapi kami memberi contoh," tukasnya.(E011/SKD)
