Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mendukung program inovatif “Dari Narapidana Menjadi Wirausaha” yang digagas Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Sulteng untuk mendorong kemandirian ekonomi warga binaan pemasyarakatan.
Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid dalam keterangannya di Palu, Kamis, menyampaikan apresiasi tinggi atas inisiatif Kanwil Ditjenpas Sulteng mendorong kemandirian warga binaan.
Ia mengatakan program itu sejalan dengan misi pemerintah daerah dalam mendorong kemandirian ekonomi masyarakat berbasis pemberdayaan lokal.
“Saya sangat berbahagia dan mengapresiasi langkah luar biasa ini. Program yang dijalankan Ditjenpas Sulteng merupakan wujud nyata pelaksanaan salah satu program Sembilan BERANI, yakni BERANI Harmoni,” katanya.
Ia mengemukakan bahwa melalui lembaga pemasyarakatan, pemerintah dapat memulai langkah besar untuk mencetak wirausaha-wirausaha baru di Sulawesi Tengah.
Menurut dia, transformasi warga binaan menjadi wirausaha produktif adalah bentuk nyata dari keberhasilan pembinaan dan reintegrasi sosial.
“Menjadikan narapidana sebagai wirausaha adalah keniscayaan. Ketika mereka keluar dan kembali ke masyarakat, mereka bisa lebih mandiri dan berdaya saing,” ujarnya.
Ia mengharapkan program ini dapat mempercepat proses reintegrasi sosial dan membuka peluang ekonomi baru bagi warga binaan di Sulawesi Tengah.
Kepala Kantor Ditjenpas Sulawesi Tengah Bagus Kurniawan menjelaskan program ini menjadi langkah strategis Ditjenpas Sulteng dalam membangun kemandirian ekonomi warga binaan, dengan menempatkan lembaga pemasyarakatan sebagai pusat pemberdayaan dan lahirnya pelaku usaha baru di Sulawesi Tengah.
“Kami ingin memulai dari lingkungan pemasyarakatan, menjadikan warga binaan sebagai pelaku usaha produktif, baik yang masih menjalani masa pidana maupun yang telah menjadi klien pemasyarakatan,” ujarnya.
Bagus menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari dukungan Ditjenpas terhadap Asta Cita Presiden dalam memperkuat ekonomi kerakyatan, sekaligus selaras dengan 13 Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan.
Selain itu, ia juga menegaskan bahwa langkah ini merupakan bentuk dukungan nyata terhadap program unggulan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah “BERANI HARMONI” yang digagas Gubernur Anwar Hafid, khususnya target penciptaan 20 ribu pelaku usaha baru dalam lima tahun.
Sebagai bentuk nyata hasil pembinaan, Ditjenpas juga menampilkan sejumlah produk hasil karya warga binaan, seperti papan catur dari batok kelapa, pedang kayu hitam, tas rajut, sambal roa, bawang goreng, hingga keripik pisang.
Menurut dia, produk-produk tersebut dihasilkan dari berbagai lapas dan rutan di Sulawesi Tengah yang telah menjalankan pelatihan keterampilan dan pemberdayaan ekonomi produktif.
Pihaknya juga telah menjadi kerja sama dengan koperasi, UMKM lokal, serta dinas terkait untuk mendukung program pembinaan berbasis ekonomi kerakyatan bagi warga binaan.
