Batu Pahat, jejak sejarah yang tak banyak dikenal

id parimo

Batu Pahat, jejak sejarah yang tak banyak dikenal

Bupati Parimo Samsurizal Tombolotutu (kemeja putih) bersama istri dan beberapa Kepala OPD siap berwudhu di lokasi Batu Pahat, Selasa (5/12). (Antaranews.com/Jeprin S.Paudy)

Batu Pahat ini mengeluarkan air tawar yang bisa diminum masyarakat sampai saat ini
Parigi (Antaranews.com) - Batu pahat merupakan salah satu situs peninggalan sejarah Tombolotutu di Kabupaten Parigi Moutong, yang tak banyak diketahui masyarakat. 

Pada Selasa (5/12) siang, Bupati Parigi Moutong H Samsurizal Tombolotutu didampingi istrinya Hj. Noorwachida Prihartini S Tombolotutu dan sejumlah kepala organisasi pemerintah daerah (OPD) berkunjung ke Batu Pahat di Tanjung Santigi Kecamatan Ongka Malino Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah, Selasa (5/12). 

Ada dua rute yang bisa ditempuh ke lokasi ini, yaitu menggunakan jalur laut dengan perahu tradisional dan juga bisa melalui darat. Dari Desa Ongka, waktu tempuh jalur laut kurang lebih satu jam. 

Menurut pengakuan warga setempat, jika melalui darat bisa ditempuh lebih dari satu jam dengan jalan menanjak penuh bebatuan. 

Konon kabarnya, Tombolotutu bersama pengikutnya bersembunyi di lokasi ini kala dikejar-kejar tentara kolonialisme Belanda.

Kala itu, pengikut Tombolotutu kesulitan memperoleh air minum, lalu atas izin sang Maha Kuasa, Tombolotutu menancapkan kakinya di bebatuan ini kemudian keluarlah air. Pengikutnya lalu memahat bekas tancapan kaki Tombolotututu itu sehingga air terus keluar dari bebatuan. 

Hingga kini air tersebut masih dikonsumsi nelayan ketika hendak melaut maupun warga yang bertepatan berkunjung ke lokasi ini. 

"Kebanyakan yang mengkonsumsi air itu adalah nelayan yang turun melaut. Airnya bisa langsung diminum tanpa harus dimasak," tutur Misran, warga Santigi.

Setiba di lokasi itu, bupati bersama istri dan beberapa kepala OPD sempat berwudhu menggunakan air yang bersumber dari bebatuan itu.

Tempat ini merupakan salah satu lokasi wisata alam dan budaya yang potensial dikembangkan ke depan.

Batu Pahat di Tanjung Santigi, Kecamatan Ongka Malino, Parigi Moutong Foto:Jeprin S.Paudy)