Fariz RM "mengubah" Kota Palu Menjadi Barcelona

id fariz rm, musisi

Fariz RM "mengubah" Kota Palu Menjadi Barcelona

Musisi Fariz RM beraksi (FOTO ANTARA/Fanny Octavianus)

Palu, (antarasulteng.com) - Musisi serba bisa Fariz Rusta Munaf atau yang biasa dipanggil Fariz RM menutup konsernya di Kota Palu, Senin malam (19/11) dengan lagu Barcelona.

Sekitar 300 penonton yang memadati Lapangan Nebula FM larut dalam tembang yang terkenal dan diciptakan pada 1988 itu.

Penonton yang sebagian besar pemuda itu turut bernyani terutama pada bagian "reffrain" karena mudah diingat.

Penggemarnya meminta Fariz RM untuk tampil lagi, namun Barcelona adalah tembang yang terakhir malam itu.

Tampil secara solo dengan organ yang telah diatur bisa mengeluarkan aransemen lagu, Fariz RM menghibur penonton dengan tujuh lagu di antaranya Nada Kasih, Penari dan Sakura yang sudah akrab di telinga penggemarnya.

Musisi berusia 51 tahun ini tetap energik membawakan sejumlah lagu bertempo cepat sampil bermain keyboard.

Malam itu Fariz FM memutar kembali sebagian kenangan penonton yang berusia sekitar 40 tahun dengan lagu Barcelona, Nada Kasih dan Sakura.

Barcelona adalah salah satu hits dalam album "Living in Western World" yang dirilis pada 1988 dan hingga sekarang masih dikenal.

Album yang berisi 10 lagu tersebut sebagian besar merupakan pengalaman pribadi Fariz RM saat sering bepergian ke Eropa.

Musisi kelahiran Jakarta ini mimiliki keturunan darah Belanda dari ibunya yang bernama Anna Reijnenberg.

Sejak berkarya pada 1977, penyanyi yang memiliki tiga anak ini telah menghasilkan 23 album, tiga di antaranya kolaborasi dengan sejumlah artis.

Fariz RM menghibur warga Kota Palu dalam rangka memperingati HUT ke-26 Radio Nebula FM, serta HUT ke-31 terbentuknya perkumpulan remaja "Madness Solidarity" di Kota Palu.

Dalam pertunjukkan itu hadir pula Abdee Slank, Andi /rif yang membawakan sejumlah penampilan bersama sejumlah musisi asal Kota Palu. (R026/SKD)