Psikiater: main gadget membuat anak sibuk dunianya sendiri

id Dampak gadget untuk anak

Psikiater: main gadget membuat anak sibuk dunianya sendiri

Psikiater Anak dan Remaja Rinvil Renaldi (tengah) memberikan edukasi kepada para ibu dalam sebuah acara di Makassar beberapa waktu lalu. ANTARA Foto/Abd Kadir/19

Mereka akan sibuk dengan dunianya sendiri atau ketergantungan sehingga tidak tertarik lagi melakukan aktifitas lain seperti menggambar, melukis, menulis dan kegiatan lain

Makassar (ANTARA) - Psikiater Anak dan Remaja Universitas Hasanuddin Rinvil Renaldi mengatakan bermain gadget dengan waktu yang lama memberikan efek negatif bagi anak balita termasuk menyebabkan anak menjadi tidak produktif.

Dr Rinvil Renaldi di Makassar, Senin, mengatakan anak-anak yang kebiasaan bermain gadget dengan jangka waktu yang panjang membuat mereka malas belajar dan beraktifitas.

"Mereka akan sibuk dengan dunianya sendiri atau ketergantungan sehingga tidak tertarik lagi melakukan aktifitas lain seperti menggambar, melukis, menulis dan kegiatan lain," ujarnya.

Selain membuat anak tidak produktif, bermain gadget juga akan mempengaruhi perilaku bahkan mental anak yakni akan lebih mudah lebih tersinggung jika orang tua mengambil atau tidak memberikan ponsel atau gadgetnya kembali.

Dampak lainnya menurut Rinvil, Anak juga akan lebih malas berpikir, karena dengan gadget yang dimainkan lebih mudah atau simpel jika dibandingkan harus menggambar dan sebagainya.

"Jadi anak akan melakukan yang mudah saja. Tidak mau aktifitas yang berat, seperti gambar atau menulis.Ini tentu menjadi hal yang harus diperhatikan para orang tua," ujarnya.

Selain perubahan perilaku, bahaya gadget dengan waktu lama juga akan mempengaruhi kesehatan. Seperti saat menatap layar ponsel dengan jangka waktu yang lama, justru akan meningkatkan risiko gangguan mata, seperti miopia dan mata lelah.

Untuk itu, dirinya memberikan beberapa tips kepada para orang tua agar tidak mengizinkan anaknya bermain ponsel secara rutin bahkan dengan waktu yang lama.

"Misalnya hanya kita berikan kesempatan 2-3 kali seminggu. Jadi ada batasan waktu yang kita berikan kepada anak," jelasnya.

Pewarta :
Uploader : Sukardi
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.