Hong Kong (ANTARA) - Para warga Hong Kong di sejumlah lokasi mengantre lebih awal pada Minggu pagi karena khawatir proses pemungutan suara untuk memilih anggota dewan distrik bisa terhambat bentrokan.
Kekhawatiran muncul setelah kota di bawah kekuasaan China itu dilanda kerusuhan, yang disertai kekerasan, dalam enam bulan terakhir.
Serangkaian serangan brutal terhadap para kandidat telah mendorong pemerintah Hong Kong ke arena internasional. Sementara itu, pemilihan lokal tersebut dilihat berbagai kalangan sebagai barometer penting soal dukungan bagi pemerintahan pimpinan Kepala Eksekutif Hong Kong, yang sedang dihadapkan pada gelombang protes.
Banyak orang menganggap pemilihan itu sebagai "referendum" dukungan bagi gerakan unjuk rasa antipemerintah, yang berlangsung pada saat kota itu bergelut dengan krisis politik terbesarnya dalam beberapa dasawarsa terakhir.
Ketegangan di Universitas Politeknik pada Minggu telah memasuki hari ketujuh. Kampus tersebut dikepung oleh polisi sementara para pemrotes tetap tinggal di ruang-ruang kuliah dan para petugas bantuan darurat masuk ke kampus.
Saat pemungutan suara mulai berlangsung pada pukul 07.30 waktu setempat, Reuters menyaksikan bahwa hanya ada beberapa polisi yang terlihat di lapangan. Keadaan itu sangat berbeda dengan laporan bahwa polisi antikerusuhan telah berencana untuk melakukan penjagaan di semua TPS dan hampir semua personel dari 31.000 anggota pasukan akan dikerahkan.
Kevin Lai (45 tahun), karyawan bidang teknologi informasi, yang sedang menunggu giliran memberikan suara di sekolah dasar Wong Tai Sin di Kowloon, mengatakan dia datang lebih dini karena takut tidak bisa melakukannya jika terlalu siang.
"Beberapa orang takut bahwa pemilihan akan terhenti karena masalah-masalah yang tak dapat diperkirakan, mungkin berupa aksi protes," katanya. Sementara itu, antrean masyarakat sudah mengular hingga mengelilingi blok. Mereka menunggu giliran memberikan suara.
"Kami harus menunjukkan bahwa kami bersatu mendukungHong Kong," kata Lai. "Sebagian besar anggota dewan bersatu dengan pemerintah dan tidak membantu Hong Kong."
Sebanyak 1.104 orang bersaing dalam pemilihan untuk mengisi 452 kursi di distrik dan 4,1 juta warga Hong Kong mendaftarkan diri untuk memilih dewan distrik, yang mengendalikan anggaran beberapa bidang. Dewan distrik juga setiap harinya mengambil keputusan terkait berbagai masalah warga, termasuk keamanan bersepeda, transportasi serta layanan publik.
Lam, yang didukung Beijing, memberikan suaranya pada pukul 08.30 di depan sorotan kamera-kamera televisi.
Beberapa kursi yang sebelumnya tidak diperebutkan, dan didominasi oleh para kandidat pro-Beijing, sekarang diperebutkan oleh kalangan muda pegiat prodemokrasi.
Sumber: Reuters