Gaun Pengantin Kulit Kayu Jadi Perhatian Pengunjung PKB

id Gaun Pengantin Kulit Kayu

Gaun Pengantin Kulit Kayu Jadi Perhatian Pengunjung PKB

Seorang warga Suku Dayak menganyam tikar rotan di Desa Setulang, Kabupaten Malinau, Kaltim, Minggu (13/5). (ANTARA)

...untuk membuat satu baju dari kulit kayu itu membutuhkan waktu sekitar satu bulan, tergantung ukuran dan motif yang akan digunakan."

Denpasar - Gaun pengantin Suku Dayak yang terbuat dari kulit kayu kapuak mendapat perhatian besar masyarakat Bali saat dipamerkan pada Pesta Kesenian Bali (PKB) 2012 yang sedang berlangsung di Taman Budaya Denpasar.

Yohanes, perancang busana dari Kabupaten Sintang, saat berada di arena PKB Denpasar, Jumat mengatakan, gaun itu merupakan pakaian pengantin tradisional yang dipamerkan oleh Sanggar Bujang Sebeji, Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat, untuk memeriahkan ajang PKB.

"Baju pengantin ini merupakan pakaian pengantin tradisional Kabupaten Sintang dengan menggunakan bahan-bahan alami yang didapat dari hutan dan dikombinasikan dengan payet-payet, manik-manik, serta kerang-kerangan," katanya.

Perancang busana sekaligus seniman itu mengatakan bahwa untuk membuat satu baju dari kulit kayu itu membutuhkan waktu sekitar satu bulan, tergantung ukuran dan motif yang akan digunakan.

Dia menjelaskan proses yang dilalui untuk membuat satu baju kayu itu cukup sulit dan panjang.

Kulit kayu yang sudah didapat kemudian dibelah dan dipanaskan agar memiliki tekstur yang lembut. Kulit kayu kemudian dipukul-pukul dan diperhalus untuk selanjutnya dijemur hingga kering.

Setelah berbentuk lembaran yang halus, kemudian kulit kayu itu dibentuk menjadi beberapa rancangan dan siap untuk dijahit.

Untuk kebutuhan bahan utama, yakni kayu kapuak, lanjut Yohanes, tidak begitu sulit karena di hutan Kalimantan masih banyak ada jenis kayu itu.

Namun yang menjadi kendala adalah mencari aksesoris yang cocok guna melengkapi baju unik itu.

Tampilan baju pengantin semakin unik dengan kombinasi bulu burung ruay yang menghiasi topi sebagai pelengkap baju pengantin pria dan wanita.

"Saya kagum sekali, bajunya unik karena terbuat dari kulit kayu. Kalau dipamerkan secara khusus pasti banyak peminatnya," kata Nyoman Ardika, salah seorang pengunjung.

Gaun kulit kayu itu kini sudah banyak yang dikreasikan dengan jenis kain lain seperti kain tenun ikat Sintang namun tetap tidak menghilangkan ciri khasnya. (Ant)


Editor : Rolex Malaha
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.