Disperindag jelaskan tagline "Cegah Covid-19 Gelar Pasar Murah"

id Pasarmurah

Disperindag jelaskan tagline "Cegah Covid-19 Gelar Pasar Murah"

Tagline "Cegah Covid-19 Gelar Pasar Murah" yang terpampan pada baliho pasar murah yang digelar Disperindag Provinsi Sulteng di Palu, Selasa (19/5). (Antara/HO-Humas Pemprov Sulteng)

Palu (ANTARA) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sulawesi Tengah Richard Arnaldo menjelaskan tagline ‘Cegah Covid-19 Gelar Pasar Murah" bahwa Pemerintah Provinsi Sulteng ingin menyampaikan untuk tetap berupaya mencegah penularan Covid-19 dengan cara menggunakan masker, cuci tangan sebelum dan setelah transaksi, serta menjaga jarak dalam mengikuti kegiatan pasar murah ini.

"Namun mungkin dalam meringkas maksud ini dalam bentuk kalimat yg dirasa masih belum pas," ujarnya melalui rilis yang disampaikan Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulteng, Selasa (19/5).

Arnaldo juga menjelaskan Disperindag Sulteng telah menyiapkan sarana terkait protokol pencegahan penularan Covid-19 dalam kegiatan pasar murah itu, antara lain lapak penjualan bahan pokok yang berjarak, tandon/wastafel cuci tangan dengan sabun di pintu masuk/keluar, pembagian masker dengan jumlah terbatas, dan alur masuk/keluar dalam lokasi pasar murah.

Kadis Perindag Sulteng juga menjelaskan pihaknya bekerja sama dengan pihak pengamanan dari Satpol PP yang terus berkeliling memantau agar masyarakat dapat mematuhi protokol bertransaksi.

"Hampir setiap saat kami juga menyampaikan melalui alat pengeras suara agar masyarakat dapat mematuhi protokol dalam bertransaksi. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa antusias warga sangat tinggi mengikuti kegiatan ini karena memang harga yang ditawarkan oleh distributor bisa dikatakan sangat membantu dalam kondisi seperti sekarang ini,’’ ujar Arnaldo.

Ia mencontohkan harga bahan pokok yang dijual di pasar murah itu seperti gula pasir yang sangat diminati warga ditawarkan dengan harga eceran tertinggi (HET) sekitar Rp12.500/kg, sementara harga di pasar tradisional dijual dengan kisaran Rp15.000 sampai Rp17.000/kg,  bahkan mungkin stok bahan pokok ini juga belum tersedia di pasar retail modern.

"Demikian bahan-bahan pokok lainnya yang sangat dibutuhkan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Olehnya itu selama kegiatan berlangsung kami tetap berupaya meyakinkan masyarakat agar tetap mamatuhi protokol kesehatan," ujarnya.

Ia berharap melalui kegiatan pasar murah ini agar stabilitas harga di pasaran tetap terjaga dari upaya oportunis atau mungkin spekulan yang mencoba memainkan harga atau menimbun barang di saat menjelang hari raya yang tentunya akan sangat merugikan masyarakat Sulawesi Tengah.

Oleh karena itu ia juga berharap dengan penjelasan ini dapat diterima masyarakat walaupun mungkin tidak dapat memuaskan banyak pihak, namun melihat sisi positifnya bahwa antusias masyarakat yang begitu tinggi.

"Ini artinya bahwa memang masyarakat sangat membutuhkan peran pemerintah dalam mengintervensi pemenuhan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau, bahkan mungkin dalam menjalankan usaha kecilnya agar bisa tetap berputar," ujar Arnaldo.