Palu - Perusahaan perkebunan sawit di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, membangun kemitraan dengan petani untuk menggarap lahan perkebunan di daerah itu.
Direktur Operasional PT Satya Bangun Persada, Tjabani di Palu, Senin, mengatakan pola kemitraan tersebut dibangun agar saling menguntungkan semua pihak baik petani maupun perusahaan.
"Perusahaan menyediakan modal, termasuk modal kerja. Kami juga menyediakan bibit dan biaya pemeliharaan," kata Tjabani.
Dia mengatakan pola kemitraan itu memberikan keuntungan kepada petani karena kepemilikan lahan tetap menjadi milik petani.
Menurut Tjabani, saat ini petani sedang membersihkan lahan dan petani tetap diberikan ongkos kerja.
"Pekerjaan dilakukan bertahap. Untuk penanaman bibit kita harus mengikuti petunjuk dari perusahaan pembibitan karena semua bibit kami adalah bibit bersertifikat," kata Tjabani.
Tjabani mengatakan luas area perkebunan sawit di daerah itu mencapai 20 ribu hektare, namun belum semuanya diolah karena harus dilakukan secara bertahap.
Lahan tersebut tersebar di tiga kecamatan yakni Tolitoli Utara, Lampasio dan Basindo.
"Kita sudah mempekerjakan ribuan tenaga kerja. Itu baru pembukaan lahan saja," katanya.
Dia mengatakan perusahaan juga sudah membangun infrastruktur berupa jalan dan perkantoran di tengah kebun.
Saat ini, kata Tjabani, sudah memasuki tahap pemindahan bibit ke polibag dan menunggu tiga bulan lagi baru dipindahkan ke lubang.
"Kalau ada yang bilang perusahaan tidak berjalan itu keliru. Kami memang belum masuk tahap penanaman karena kondisi bibit belum memungkinkan. Kami harus mengikuti standar prosedur yang sudah ditetapkan perusahaan," katanya.
Tjabani mengatakan, bibit sawit yang digunakan merupakan bibit unggul temuan terakhir.
Dia mengatakan, bibit tersebut memiliki keunggulan antara lain masa tumbuhnya lebih cepat sehingga dalam tempo 1,7 tahun sawit sudah berbuah.
Tjabani mengatakan, ke depan perusahaan juga akan membangun pabrik pengolahan minyak sawit. Dia memperkirakan akhir 2015 pabrik pengolahan sudah beroperasi. (A055)