Palu, (antarasulteng.com) - Harga kakao di pasaran Kota Palu, Sulawesi Tengah, kini mencapai Rp36 ribu per kilogram atau naik tiga ribu rupiah dibandingkan dengan sebelumnya.
"Saya baru saja selesai menjual kakao di salah satu pembeli hasil bumi di Palu," kata Jonny Timbang, seorang petani di Desa Sejahtera, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Senin.
Ia mengatakan harga kakao sebelumnya sempat turun dan bertahan pada posisi Rp33 ribu per kilogram.
Tetapi hari ini, katanya, harga komoditas ekspor tersebut kembali naik. Pedagang pengumpul di Palu rata-rata membeli kakao kering dengan harga Rp36 ribu per kilogram.
Menurut dia, kenaikan harga sangat menguntungkan para petani yang selama ini bergantung kepada hasil kebun kakao.
Tetapi, pada saat harga terus membaik, produksi buah kakao sangat kurang karena curah hujang tinggi yang mengakibatkan bunga kakao gugur sebelum menjadi buah.
Dia mengaku buah kakao pada penen kali ini tidak sebanyak panen tahun-tahun sebelumnya.
"Saya sendiri pada panen lalu bisa sekali panen sampai satu karung. Tapi panen kali ini hanya setengah karung saja," katanya.
Kebun kakao yang ia memiliki hanya dua hektare dan masih baru mulai berbuah.
Hal senada juga disampaikan Ny Linda. Petani di Dusun Kora, Kecamatan Palolo itu mengaku hasil panen kakao menurun dibanding sebelumnya.
Ia mengemukakan pada panen lalu bisa sampai tiga karung besar, tetapi sekarang ini hanya satu karung. "Memang banyak buah kakao yang tidak jadi atau gugur," katanya.
Kemungkinan besar karena faktor cuaca. Curah hujan tinggi sehingga buah kakao mudah gugur," ibu empat anak itu.
Ia mengaku selama ini menggantungkan hidup keluarga dari hasil panen kebun kakao.
Kakao masih merupakan komoditas ekspor unggulan Sulawesi Tengah. (skd)
