Kuala Lumpur (ANTARA) - Bank Syariah Indonesia (BSI) pada tahun ini berencana membuka kantor cabang di Dubai Uni Emirat Arab karena perkembangan sukuk global di Timur Tengah cukup potensial.
"Kenapa kami kejar di Dubai karena kami melihat potensi sukuk global di Dubai cukup menjanjikan," ujar Direktur Utama Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi pada Talk Show Rabu Hijrah melalui zoom, Rabu, yang dipantau dari Kuala Lumpur menjawab pertanyaan kemungkinan membuka cabang di Malaysia.
Dia mengatakan Mandiri International Remittance (MIR) di Malaysia memang hanya melayani pengiriman uang dari Malaysia ke Indonesia atau dari Indonesia ke Malaysia.
"Berbicara mengenai potensi syariah dan keuangan syariah di Malaysia, penetrasi perbankan syariahnya cukup optimal dibanding kita," katanya.
Yang menarik, ujar dia, Indonesia memiliki penduduk muslim cukup besar bahkan terbesar di dunia di sisi lain penetrasi perbankan syariah di Indonesia di bawah tujuh persen sedangkan di Malaysia sudah lebih dari 25 persen.
"Jadi memang menarik. Pemerintah Malaysia banyak memberikan ruang dan dukungan yang cukup luas kepada perbankan syariah untuk tumbuh. Dalam pajak perbankan syariah memperoleh rate yang cukup murah dibanding bank konvensional. Ini yang membuat perbankan syariah di Malaysia lebih cepat majunya dibanding negara lain seperti di kita," katanya.
Tentang membuka perwakilan di Malaysia atau tidak, ujar dia, tergantung dari hasil kajian.
"Malaysia sendiri kami belum tahu potensinya seperti apa tetapi kalau melihat potensi syariah sebetulnya di dalam negeri jauh lebih besar. Hanya tantangannya kita harus bekerja lebih keras bagaimana meningkatkan literasi dan inklusi," katanya
Karena itu, ujar dia, pihaknya belum bisa menjawab membuka cabang atau tidak karena harus berdasarkan kajian karena pada dasarnya pembukaan cabang atau perwakilan adalah "deal business".
Acara yang mengambil tema "Bank Syariah Indonesia : Aksi Korporasi Terbesar Untuk Umat" menampilkan Menteri BUMN dan Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir sebagai pembicara kunci, Prof. Ahmad Erani Yustika (Deputi Bid.Dukungan Kebijakan Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Daya Saing SetWapres), Helmy Faishal Zini (Sekretaris Jenderal PBNU), Sunanto (Ketua Pemuda Muhammadiyah) dan Arief Rosyid Hasan (Ketua Pemuda DMI/Penggagas Rabu Hijrah).