Pemkab Parimo: Penanganan stunting sejalan dengan penanganan COVID-19

id Stunting, COVID-19, Bappelitbangda Parimo, kekerdilan anak, Parigi Moutong, Sulteng

Pemkab Parimo:  Penanganan stunting sejalan dengan penanganan COVID-19

Kepala Bidang Sosial Budaya Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Parigi Moutong, Abdul Said Nurdin. ANTARA/Moh Ridwan

Parigi (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah dalam upaya pelaksanaan pencegahan dan penanganan kasus kekerdilan anak atau stunting sejalan dengan penanganan COVID-19 yang sudah diterapkan selama ini.
 
"Stunting merupakan masalah kesehatan begitu pun pandemi virus corona, salah satu contoh misalnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan masyarakat sudah tentu berkesinambungan dengan penanganan COVID-19," kata Kepala Bidang Sosial Budaya Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Parigi Moutong Abdul Said Nurdin, di Parigi, Selasa.
 
Dia menjelaskan, begitu pun dalam program pencegahan dan penanganan kekerdilan anak melalui pemenuhan gizi balita dan ibu hamil maupun pemeriksaan kesehatan serta pemantauan pertumbuhan anak melalui pelaksanaan posyandu di setiap desa/kelurahan yang tidak lepas dari sinergi penanganan COVID-19.
 
Bahkan, sebelum virus corona mewabah, polah PHBS dan kegiatan kesehatan lainnya sudah diterapkan dalam program tersebut.
 
"Saya kira penanganan dua kasus kesehatan ini sangat bersinergi, sehingga deteksi virus corona secara dini selalu terpantau guna meminimalisir risiko," ujar Said.
 
Penanganan kasus kekerdilan, Paparnya, Pemkab Parigi Moutong sangat komitmen dibuktikan dengan pelibatan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), termasuk menggandeng berbagai pihak lainnya guna menekan laju peningkatan kasus tersebut, termasuk penanganan wabah COVID-19 melalui tim Satuan Tugas (Satgas) dan tim Sulveilans pada Dinas Kesehatan.
 
Pelaksana tugas Kepala Bappelitbangda Parigi Moutong Irwan menjelaskan, Parigi Moutong telah mampu menekan angka kekerdilan anak hingga 12 persen selama kurun waktu tiga tahun terakhir, yang mana kasus ini saat itu mencapai angka 34,4 persen pada 2017, lalu tahun 2018 turun menjadi 31 persen dan 2019 berada di angka 22 persen.
 
"Ini adalah bukti kerja keras pemerintah, dan kita patut mengapresiasi pihak-pihak terlibat dalam program ini yang sudah bekerja maksimal," ucap Irwan.
 
Dikemukakannya, tahun 2021 pemerintah setempat lebih meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak, baik pihak swasta maupun akademisi dalam membangun komitmen menuntaskan stunting di kabupaten tersebut.
 
Bahkan, Parigi Moutong telah mendapat pengakuan menjadi kabupaten terbaik menurunkan angka stunting, hingga kabupaten ini didaulat mewakili Sulteng ikut penilaian aksi percepatan penurunan kasus kekerdilan tingkat nasional.
 
Pada ajang itu, Parigi Moutong menyabet tiga kategori, yakni kategori kabupaten replikatif tahun 2020, lalu kabupaten tampilan pameran dan desa lokus terbaik serta terbaik satu aksi percepatan penurunan stunting terintegrasi kabupaten/kota se-Sulteng tahun lalu.
 
"Kunci keberhasilan ini tidak lain adalah komitmen pemerintah," demikian Irwan.