Palu (ANTARA) - Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) sejak 2017 telah melaksanakan program pemberdayaan masyarakat desa di sekitar kawasan konservasi di Kabupaten Poso dan Sigi,Provinsi Sulawesi Tengah.
Kepala Balai Besar TNLL, Jusman di Palu, Rabu membenarkan adanya program pemberdayaan masyarakat desa melalui kegiatan kemitraan konservasi masyarakat (KKM),khususnya di desa sekitar kawasan konservasi.
Program itu telah diluncurkan sejak 2017 dan sampai saat ini sudah ada 56 desa yang menerima dan melaksanakan program KKM.
Program tersebut juga menggandeng proyek Enhancing Protected Area System in Sulawesi (EPASS) dan Forest Programme III (FP III).
Semua desa yang telah menjalin kemitraan selama ini merupakan desa penyangga TNLL baik di Kabupaten Poso maupun Sigi.
Jusman menjelaskan ruang lingkup kegiatan berdasarkan perjanjian kerja sama (PKS) meliputi pencegahan, penanggulangan dan penjagaan Kawasan TNLL, pengelolaan jenis tumbuhan dan satwa beserta habitatnya.
Berikutnya adalah pemulihan ekosistem, pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam, pemanfaatan jasa lingkungan (air, energi air serta wisata alam), dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu secara tradisional dan terbatas.
Salah satu kegiatan yang telah berjalan dalam mendukung KKM, adalah patroli bersama antara masyarakat, tokoh adat, aparat desa dan petugas TNLL.
Salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat tersebut adalah pemberian bantuan dana skala kecil (micro capital grant).
Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa prinsip pendekatan yang digunakan dalam pemberian bantuan ini adalah berbasis masyarakat, kesetaraan gender, transparansi dan akuntabilitas, memberi nilai tambah, dan berkelanjutan. Kegiatan ini juga dapat memberikan pelayanan dan manfaat secara terus menerus dengan mempertimbangkan kelayakan teknis, pembiayaan, kelembagaan, kesetaraan sosial, dan pelestarian lingkungan.
Menanggapi hal tersebut Kepala Balai Besar TNLL mengatakan bahwa setelah proyek selesai, Balai Besar TNLL berkomitmen untuk melanjutkan program ini melalui pelaksanaan beberapa kegiatan seperti patroli bersama, dan pengembangan potensi yang ada di dalam kawasan melalui pemberian izin dan kerjasama lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
KKM ini memiliki beberapa manfaat bagi para pihak diantaranya adalah sebagai wadah komunikasi dalam mengelola kawasan secara kolaboratif, peningkatan fungsi jasa lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, dan dukungan pemberdayaan bagi kehidupan masyarakat.
TNLL ditetapkan UNESCO sebagai cagar biosfer dunia pada 1977 dengan luas areal secara keseluruhannya mencapai 217.000 hektare berada dalam dua wilayah administrasi yakni sebagian Kabupaten Poso dan Sigi.***1***
(T.BK03/)
Berita Terkait
Pemkab Sigi tetapkan tanggap bencana 14 hari di Desa Balongga dan Sambo
Kamis, 18 April 2024 22:36 Wib
Jajaran Polres Sigi bantu bersihkan rumah warga terdampak banjir bandang
Kamis, 18 April 2024 18:09 Wib
Sebanyak 91 rumah warga Sambo terendam banjir bandang
Kamis, 18 April 2024 18:08 Wib
Damkar Palu bantu penanganan banjir bandang di Sigi
Kamis, 18 April 2024 18:07 Wib
Penanganan pascabanjir bandang di dua desa di Sigi
Kamis, 18 April 2024 17:44 Wib
Penggeledahan rumah terduga anggota Jamaah Islamiyah di Sigi
Kamis, 18 April 2024 17:09 Wib
73 rumah terdampak banjir di Balongga, Sigi
Kamis, 18 April 2024 12:23 Wib
BPBD Sulteng lakukan pendataan di lokasi banjir bandang di Desa Balongga Sigi
Kamis, 18 April 2024 6:08 Wib