Palu, (ANTARA Sulteng) - Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah dr. Abdullah mengatakan bahwa sampai saat ini masih banyak masyarakat terutama yang tinggal di pedesaan tetap mengandalkan dukun untuk membantu proses persalinan daripada bidan.
"Kebiasaan ini harus diubah agar resiko kematian saat melahirkan bisa dikurangi," katanya.
Menurutnya, seorang dukun tidak memiliki kualitas pemahaman yang sama dengan bidan sehingga risiko kematian terhadap ibu yang melahirkan dan bayinya tentu lebih besar.
Kondisi itu juga diperparah dengan sebagian besar bidan atau tenaga medis lainnya enggan ditempatkan di daerah pelosok.
"Kalau sudah niat menjadi tenaga medis seharusnya siap ditempatkan di mana saja, terutama bagi bidan yang muda-muda," katanya.
Menurut Abdullah, sudah saatnya bidan bekerja secara profesional untuk membantu masyarakat di daerah terpencil.
Lebih lanjut, ia mengatakan penurunan angka kematian ibu adalah target Millenium Development Goals (MDG`s) pada 2015.
Pada 2010 angka kematian ibu di Sulawesi Tengah mencapai 269 kasus per 100 ribu kelahiran hidup, sementara standar pemerintah pusat adalah 226 kasus per 100 ribu kelahiran hidup.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu Emma Sukmawati mengatakan program jaminan persalinan (Jampersal), yang telah diterapkan di wilayahnya diharapkan bisa menekan angka kematian ibu setelah melahirkan.
Menurut dia, tingginya angka kematian ibu saat melahirkan pada umumnya disebabkan kurang mendapat perawatan, seperti perdarahan, dan tekananan darah meninggi saat hamil (eklampsia).
Emma mengatakan, tujuan Jampersal selanjutnya adalah untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan.
Tujuan selanjutnya adalah meningkatkan cakupan pelayanan bayi baru lahir serta meningkatkan pelayanan KB pascapersalinan.
Peserta program Jampersal adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas (pascamelahirkan sampai 42 hari) dan bayi baru lahir (0-28 hari) yang belum memiliki jaminan persalinan.
Dia berharap peserta Jampersal juga mengikuti program KB agar bisa menekan jumlah penduduk sekaligus mengurangi risiko kematian ibu. (R026)
