Kasus pembunuhan petani di Banggai belum terungkap
Luwuk, Banggai (ANTARA) - Kasus dugaan pembunuhan seorang petani dengan luka gorok di leher pada Minggu (3/10) di Desa Toiba, Kecamatan Bualemo, Kabupaten Banggai, hingga saat ini belum terungkap pelakunya.
Kapolres Banggai AKBP Satria Adrie Vibrianto dan Kasat Reskrim Polres Banggai Iptu Adi Herlambang yang dikonfirmasi via WahtsApp Selasa terkait perkembangan kasus tersebut belum mendapatkan tanggapannya.
Sebelumnya aparat kepolisian dari Polsek Bualemo telah melakukan olah TKP atas penemuan tewasnya Isra Day alias Isra (54), sertabmengambil keterangan dari sejumlah saksi.
Kapolsek Bualemo AKP Muhammad Asdar mengungkapkan kronologis penemuan mayat yang menimpa petani di Desa Toiba itu.
Menurutnya, sekitar pukul 13.40 Wita pada Minggu (3/10), pihaknya menerima informasi bahwa telah ditemukan sesosok mayat tergeletak dengan bersimbah darah dan luka gorok di leher.
“Korban bernama Isra Day alias Isra (54) ini ditemukan tegeletak penuh darah di Jalan Kantong Produksi Kompleks Takundamu Desa Toiba,” kata Asdar usai melakukan olah TKP pada hari Senin (4/10).
Jenazah mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh Ivana, yang kala itu tengah menuju pantai untuk mencari kerang bersama dua rekannya.
“Namun sekitar pukul 12.30 Wita telah turun hujan, mereka bertiga kembali ke rumah. Di dalam perjalanan ke rumah saksi Ivana melihat seseorang tergeletak di jalan penuh darah,” jelas Asdar.
Terkejut dengan pemandangan itu, ketiga wanita tersebut berlari ke kawasan perkampungan kemudian menceritakan ke warga dan pemerintah desa setempat.
“Mayat ditemukan dengan posisi tergeletak penuh darah dengan luka gorok di leher. Dan disamping korban terdapat sebilah parang,” terang Asdar.
Asdar menyebutkan, dari keterangan saksi Sarkia Sangkota yang merupakan istri korban, bahwa saat itu korban bersama istrinya pergi ke kebun dengan berjalan kaki sekitar pukul 08.00 Wita.
“Setibanya di kebun istri korban memasak untuk korban, kemudian sekitar pukul 09.00 Wita istri korban pamit untuk pulang ke rumah karena akan ke Kecamatan Balantak Utara,” sebut Asdar.
Namun sebelum kembali ke rumah, kata Kapolsek, istri korban meminta uang dan korban memberikan uang Rp150 ribu.
“Menurut keterangan istrinya, korban masih menyimpan uang kurang lebih Rp600 ribu yang akan digunakan untuk membeli kelapa biji milik warga,” kata Asdar.
Asdar menuturkan, saat pihaknya melakukan olah TKP tidak ditemukan uang di dalam tas milik korban.
“Selain luka gorok di leher, juga ditemukan luka iris di bagian punggung korban dan luka robek di bagian belakang telinga kiri. Kami masih melakukan penyelidikan dan pemeriksaan sejumlah saksi,” tutup Asdar.
Kapolres Banggai AKBP Satria Adrie Vibrianto dan Kasat Reskrim Polres Banggai Iptu Adi Herlambang yang dikonfirmasi via WahtsApp Selasa terkait perkembangan kasus tersebut belum mendapatkan tanggapannya.
Sebelumnya aparat kepolisian dari Polsek Bualemo telah melakukan olah TKP atas penemuan tewasnya Isra Day alias Isra (54), sertabmengambil keterangan dari sejumlah saksi.
Kapolsek Bualemo AKP Muhammad Asdar mengungkapkan kronologis penemuan mayat yang menimpa petani di Desa Toiba itu.
Menurutnya, sekitar pukul 13.40 Wita pada Minggu (3/10), pihaknya menerima informasi bahwa telah ditemukan sesosok mayat tergeletak dengan bersimbah darah dan luka gorok di leher.
“Korban bernama Isra Day alias Isra (54) ini ditemukan tegeletak penuh darah di Jalan Kantong Produksi Kompleks Takundamu Desa Toiba,” kata Asdar usai melakukan olah TKP pada hari Senin (4/10).
Jenazah mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh Ivana, yang kala itu tengah menuju pantai untuk mencari kerang bersama dua rekannya.
“Namun sekitar pukul 12.30 Wita telah turun hujan, mereka bertiga kembali ke rumah. Di dalam perjalanan ke rumah saksi Ivana melihat seseorang tergeletak di jalan penuh darah,” jelas Asdar.
Terkejut dengan pemandangan itu, ketiga wanita tersebut berlari ke kawasan perkampungan kemudian menceritakan ke warga dan pemerintah desa setempat.
“Mayat ditemukan dengan posisi tergeletak penuh darah dengan luka gorok di leher. Dan disamping korban terdapat sebilah parang,” terang Asdar.
Asdar menyebutkan, dari keterangan saksi Sarkia Sangkota yang merupakan istri korban, bahwa saat itu korban bersama istrinya pergi ke kebun dengan berjalan kaki sekitar pukul 08.00 Wita.
“Setibanya di kebun istri korban memasak untuk korban, kemudian sekitar pukul 09.00 Wita istri korban pamit untuk pulang ke rumah karena akan ke Kecamatan Balantak Utara,” sebut Asdar.
Namun sebelum kembali ke rumah, kata Kapolsek, istri korban meminta uang dan korban memberikan uang Rp150 ribu.
“Menurut keterangan istrinya, korban masih menyimpan uang kurang lebih Rp600 ribu yang akan digunakan untuk membeli kelapa biji milik warga,” kata Asdar.
Asdar menuturkan, saat pihaknya melakukan olah TKP tidak ditemukan uang di dalam tas milik korban.
“Selain luka gorok di leher, juga ditemukan luka iris di bagian punggung korban dan luka robek di bagian belakang telinga kiri. Kami masih melakukan penyelidikan dan pemeriksaan sejumlah saksi,” tutup Asdar.