Palu (ANTARA) -
Pemerintah Kota Palu hingga kini belum ada menemukan penularan kasus COVID-19 saat pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas berlangsung di Ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah.
"Sejak Wali Kota Palu menerapkan kebijakan PTM terbatas pada Oktober lalu, hingga kini kegiatan belajar mengajar di sekolah berjalan lancar," kata Plt Kepala Dinas Pendidikan Palu Abdul Hafid Djakatare ditemui di Palu, Selasa.
Ia menjelaskan, setiap sekolah menggelar PTM terbatas sudah memiliki panduan dan pedoman, sehingga pada pelaksanaan aturan-aturan tersebut dijalankan dengan penuh kesadaran oleh guru maupun siswa-siswi.
Berdasarkan instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) berkaitan dengan proses belajar mengajar di sekolah, kemampuan kelas pada satuan pendidikan taman kanak-kanak (TK) dan atau Paud ditetapkan sebanyak 33 persen.
Lalu, jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) di bolehkan 50 persen tatap muka dan 50 persen lainnya dilaksanakan secara daring.
"Khusus sekolah menengah pertama (SMP), diprioritaskan bagi siswa dan siswi melakukan vaksinasi karena sudah memenuhi syarat untuk di vaksin sebagai mana kriteria kelompok sasaran remaja minimal 12 tahun," tutur Hafid.
Ia memaparkan, masing-masing satuan pendidikan telah dibentuk tim atau satuan tugas (satgas) yang bertugas melakukan pemantauan sekaligus melaporkan perkembangan kegiatan belajar mengajar di sekolah ke instansi teknis terkait.
Kemudian, hasil laporan tersebut dijadikan sebagai bahan evaluasi secara berkala oleh pemerintah setempat untuk memutuskan kebijakan lanjutan dalam rangka memperkuat kegiatan pendidikan di masa pandemi COVID-19.
"Satgas di lingkungan sekolah sudah bekerja dengan baik. Mereka juga sigap membawa siswa yang sakit ke Puskesmas. Dari hasil pemeriksaan tidak ada siswa terpapar COVID-19," ucap Hafid.
Di sisi lain kebijakan vaksinasi bagi anak berusia 12 tahun sangat membantu peningkatan cakupan presentasi vaksinasi di Kota Palu, sebagai mana data yang dirilis Dinas Kesehatan setempat presentasi vaksinasi terhadap pelajar/remaja di kota itu berada di angka 54,42 persen atau 19.746 jiwa telah mendapat layanan vaksinasi pada dosis pertama dan 33,26 persen atau 12.069 jiwa pada dosis kedua dari target sasaran 36.282 jiwa.