Epodemiolog minta pemerintah gencarkan booster cegah kenaikan kasus

id Vaksinasi ,Dosis ketiga ,Kenaikan COVID-19

Epodemiolog minta pemerintah gencarkan booster cegah kenaikan kasus

Potret Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman. ANTARA/HO-Dokumen Pribadi

Jakarta (ANTARA) -
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman meminta pemerintah untuk lebih menggencarkan vaksinasi dosis ketiga (booster) guna mencegah kenaikan kasus COVID-19 di dalam negeri.

"Penting bagi Indonesia untuk membangun imunitas di masyarakat mencapai dosis ketiga karena jumlah vaksinasi COVID-19 dosis ketiga yang belum tinggi menjadi salah satu faktor kasus COVID-19 kembali naik," ujar dia ketika dihubungi di Jakarta, Kamis.
 
Selama masyarakat belum tinggi proteksinya akan timbul lonjakan dan kerawanan, dan antibodi yang telah terbentuk usai vaksinasi dua dosis dalam kisaran empat hingga enam bulan kemudian akan cenderung menurun.
 
Potensi reinfeksi COVID-19 juga masih terbuka karena menurunnya antibodi di sejumlah masyarakat yang belum mendapatkan dosis ketiga.
 
"Bukan hal aneh karena reinfeksi, mayoritas penduduk belum di-'booster' (vaksin penguat), itu salah satu hal yang membuat kasus masih bisa terjadi," tuturnya.

Budiman menilai bahwa kembali meningkatnya kasus COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir ini relatif masih terkendali. Kalau pun ada lonjakan tidak akan sebesar tahun lalu. "Tapi kalau ada varian yang lebih infeksius dan cakupan vaksinasi tiga dosis lambat bisa bercerita lain," ujarnya. 

Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 pada Kamis ini, jumlah penduduk yang telah mendapat suntikan tiga dosis vaksin COVID-19 mencapai 47.212.227 orang atau 22,67 persen dari total warga yang menjadi sasaran vaksinasi COVID-19.