Palu (ANTARA) -
Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah, melakukan evaluasi audit stunting untuk penguatan program pada masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) pengampun guna memantapkan intervensi ke depan.
"Setiap program sudah dijalankan perlu dievaluasi, sejauh mana tingkat keefektifannya terhadap sasaran, sekaligus melihat apa kendala dihadapi dalam pelaksanaan program," kata Wakil Wali Kota Palu Reny A Lamadjido saat menjadi pemateri pada kegiatan evaluasi audit stunting di Palu, Selasa.
Menurut dia, untuk menurunkan prevalensi stunting atau tengkes harus dilaksanakan secara simultan dan terintegrasi dengan sejumlah program yang berkaitan dengan masing-masing OPD, sehingga upaya percepatan penanganan tersebut dapat tercapai sesuai harapan
Sebab, kata dia, tengkes merupakan kasus yang sangat kompleks, tidak hanya dilihat dari faktor kesehatan, melainkan sejumlah faktor yang mempengaruhi, seperti aspek ekonomi, sosial budaya, infrastruktur, pendidikan dan lingkungan.
Oleh karena itu, lanjut dia, dibutuhkan kolaborasi lintas sektor, baik pemerintah daerah, instansi vertikal dan organisasi pemangku kepentingan serta masyarakat umum.
"Selain intervensi program teknis, sosialisasi dan edukasi harus masif dilakukan dalam berbagai pertemuan," ucap Reny.
Reny juga minta masing-masing OPD agar tidak cepat berpuas diri atas pencapaian penanganan stunting yang hingga kini prevalensi tengkes Kota Palu berada di angka 23 persen atau di bawah standar nasional 24 persen.
"Kita harus mampu menekan prevalensi ini sampai di angka terendah. Jangan kita lengah dengan keadaan, karena tengkes kapan saja bisa terjadi bila tidak dicegah. Kami berharap tahun depan prevalensi dapat semakin tertekan," tutur Reny.
Ia mengemukakan, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) RI Hasto Wardoyo saat melakukan kunjungan kerja di Palu beberapa waktu lalu memuji daerah ini karena telah mampu menurunkan angka tengkes di bawah rata-rata nasional.
Oleh karena itu, kata Reny, apresiasi itu harus dijadikan motivasi untuk berbuat lebih baik, demi mengangkat derajat dan kepedulian masa depan generasi penerus bangsa yang lebih cemerlang.
"Tujuan ini tidak lain untuk mencetak generasi yang mandiri dan tangguh, sehingga dengan dilakukan pemantauan serta intervensi guna memastikan tumbuh kembang anak tidak mengalami kelainan," demikian Reny.