Pemkab Morut dan Kementan kenalkan pembuatan Biosoka kepada warga
Kolonodale, Sulteng (ANTARA) -
Pemerintah Morowali Utara (Morut), Provinsi Sulawesi Tengah, dan Kementerian Pertanian mengenalkan cara pembuatan pupuk organik Biosoka yang dinilai ramah lingkungan kepada warga di kabupaten itu.
"Pengenalan metode tradisional ini kami libatkan kurang lebih 500 warga terdiri dari petani siswa/siswi SMP dan SMA, aparatur sipil negara serta penyuluh pertanian," kata Bupati Delis J Hehi dalam acara tersebut di Kecamatan Petasia Barat, Morut, Senin.
Ia menjelaskan, metode ini sangat cocok untuk dikembangkan sekaligus dapat menghemat biaya pupuk oleh petani dalam mengembangkan produksi pertanian.
Yang mana, cara pembuatannya sangat sederhana seluruh peserta secara serentak meremas-remas tumbuhan tersebut di dalam air selama sekitar lima menit. Setelah itu air hasil remasan tumbuhan rerumputan tersebut disaring dan diisi ke dalam botol plastik.
"Cairan inilah yang disebut Biosaka, yang akan disemprotkan ke tanaman apa saja, termasuk bunga. Kalau untuk tanaman jagung atau padi, penyemprotan dilakukan tujuh kali dalam satu siklus panen sebagaimana penjelasan penyuluh pertanian," ujarnya.
Menurutnya, cairan hasil remasan lima jenis rumput hijau itu bermanfaat untuk melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit, serta mampu menekan penggunaan pupuk kimia sekitar 50 sampai 90 persen.
Dari cara tradisional ini, katanya, paling tidak memiliki dua keuntungan, yakni mengajar masyarakat untuk menggunakan bahan-bahan alami yang banyak tersedia di lingkungan masing-masing untuk meningkatkan produksi pertanian.
Manfaat lainnya yakni, menggunakan Biosaka akan menekan biaya produksi sehingga meningkatkan keuntungan petani, selain itu produksi pertanian akan menghasilkan produk-produk organik yang menyehatkan konsumen karena tidak banyak menggunakan bahan kimia dalam proses budidaya.
Benyamin, seorang petani dari Desa Tiu berterima kasih kepada Pemkab Morut dan Kementerian Pertanian yang melakukan terobosan seperti ini guna membantu masyarakat meningkatkan budidaya pertanian.
"Tapi karena barang ini masih baru bagi kami, kami harap ada sosialisasi yang lebih mendalam mengenai cara pembuatan Biosaka dan teknis penggunannya," ujarnya.
Hal yang sama dikemukakan Tigris Mbatudu, petani Desa Togo Mulya berharap Dinas Pertanian setempat mengampanyekan lebih intens ke masyarakat, karena Biosaka akan sangat membantu petani karena bahan baku mudah didapatkan dengan pembuatan sederhana.
Staf Khusus Menteri Pertanian Jesiah Erick Tamalagi mengemukakan, ini sangat bermanfaat untuk petani dari sisi penghematan biaya produksi, dan Biosaka telah digunakan oleh petani di berbagai daerah di Indonesia.
"Penggunaan pupuk organik sudah tentu mengurangi risiko kontaminasi bahan kimia pada tanaman," katanya