Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, para pelaku UMKM dan startup di Indonesia bisa belajar dari kesuksesan Korea Selatan (Korsel) dengan fenomena Korean Wave yang layak dijadikan tolok ukur dalam hal pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia.
“Korea Selatan merupakan negara yang menjadi tolok ukur dalam mengembangkan UMKM dan startup. Hal ini terlihat dari ekosistem startup yang sudah sangat berkembang di Korea Selatan,” kata MenKopUKM Teten dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Teten Masduki baru-baru ini melakukan kunjungan kerja ke Seoul, Korea Selatan, dengan tujuan melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri UKM dan Startups (MSS) Korea Selatan Hong Jong-hak sekaligus hadir dalam acara perayaan 50 tahun hubungan diplomatik antara Korea Selatan dan Indonesia.
Ia menuturkan bahwa Indonesia dapat belajar banyak dari Korea Selatan karena Indonesia merupakan negara ranking 6 dengan startup terbanyak di dunia.
“Kami sangat mengapresiasi Pemerintah Korea Selatan yang telah menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan Indonesia, kerja sama ini sangat berguna dan akan kami lanjutkan ke depannya,” ucapnya.
Selain melakukan pertemuan dengan Menteri MSS Korea, Menteri Teten juga berkunjung ke beberapa inkubator startup yang tersebar di Kota Seoul. Salah satu yang dikunjungi adalah TIPS Town yang merupakan lembaga inkubator yang diinisiasi oleh Pemerintah Korea Selatan yang berperan dalam memfasilitasi startup dalam mendapatkan investasi dari venture capital.
Kunjungan juga dilakukan ke Seoul Startup Hub yang merupakan lembaga yang didirikan oleh Pemerintah Kota Seoul untuk mendukung pengembangan startup. Lembaga tersebut tidak hanya memberikan program mentorship dan pembiayaan bagi startup, tetapi juga menyediakan sarana teknologi bagi startup untuk membuat inovasi produk sesuai dengan permintaan pasar.
Sebagai lembaga yang didirikan oleh pemerintah, Seoul Startup Hub juga berperan dalam membangun ekosistem startup dari sisi dukungan kepada startup, tetapi juga membantu pemerintah dalam menyusun kebijakan yang tepat bagi pengembangan startup.
Menteri Teten juga berkesempatan untuk berkunjung ke kantor INNOBIZ Association untuk menghadiri Interim Reporting Seminar, yang merupakan salah satu agenda dalam implementasi Knowledge Sharing Program (KSP). Program KSP merupakan salah satu program kerja sama yang sedang dijalin antara KemenKopUKM dan INNOBIZ Association.
Salah satu perusahaan INNOBIZ yang dikunjunginya adalah AQUALEX yang merupakan perusahaan kosmetik dan Seoul F&B yang merupakan perusahaan penghasil produk makanan dan minuman.
Perusahaan berskala menengah tersebut menerapkan skema smart factory yang didukung oleh peralatan modern dan teknologi tinggi, yang mampu menghasilkan produk-produk berkualitas.
Teten pun berharap pendirian smart factory ataupun rumah produksi bersama di Indonesia juga akan diarahkan serupa untuk memfasilitasi pelaku UMKM dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.