Palu (ANTARA) -
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultrua (TPH) mengatakan produksi jagung pipilan kering oleh petani di Provinsi Sulawesi Tengah sebanyak 185.132 ton hingga enam bulan terakhir di tahun 2023.
"Petani sangat konsisten menanam jagung, sehingga kondisi produksi dalam keadaan stabil," kata Kepala Dinas TPH Sulteng Nelson Metubun di Palu, Senin.
Ia mengemukakan, jagung salah satu komoditas utama pada sub sektor tanaman pangan selain padi di provinsi ini, sehingga menjadi perhatian pemerintah dalam upaya pengembangannya.
Potensi luas lahan pertanaman jagung di Sulteng kurang lebih 70 ribu hektare tersebut di 13 kabupaten/kota, dengan ketersediaan lahan tersebut di proyeksikan hasil produksi masih cukup melimpah.
Menurut data TPH Sulteng, perkembangan domestik keluar dan masuk komoditas jagung sejak Januari hingga Juni 2023 dengan jumlah ketersediaan produk sebanyak 57.004 kilogram dengan sasaran tujuan daerah yakni Makassar, Jakarta, Medan, Surabaya, Ternate, Padang Banjarmasin, Serang, Yogyakarta, dan Kabupaten Cirebon.
"Produk masuk berasal dari Kabupaten Purwakarta dan Jember sebanyak 10.069 kilogram," ujarnya.
Ia menuturkan, dengan jumlah ketersediaan produksi jagung saat ini masih cukup memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat dalam daerah rata-rata 600 ton per bulan.
Dengan konsumsi sebanyak itu, maka jumlah kebutuhan sejak Januari hingga Juli nanti sebanyak 3.603 ton dari jumlah ketersediaan komoditas saat ini 185.132 ton.
"Masih ada 181 ribu ton kelebihan produksi atau surplus," kata dia menambahkan.
Nelson berharap, enam bulan ke depan petani terus menggenjot produksi jagung sebagai salah satu langkah menjaga stabilitas ketahanan pangan daerah.
"Kami ingin produksi tahun ini melampaui realisasi produksi 2022 sebesar Rp482.117 ton jagung pipilan kering," katanya.