Kadin Donggala berdayakan petani lewat Sulteng Corn Collaboration 4.0

id Kadin Donggala, pertanian, pertanian terpadu, integrated farming, Donggala, Sulteng

Kadin Donggala berdayakan petani lewat Sulteng Corn Collaboration 4.0

Kunjungan Kadin Indonesia di dampingi Kadin Donggala bersama sejumlah petani di Desa Tamarenja, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/7/2023). ANTARA/Kadin Donggala

Donggala, Sulteng (ANTARA) -
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Donggala memberdayakan petani di daerah tersebut lewat program pengembangan budi daya jagung yang disebut Sulteng Corn Collaboration 4.0.


 


"Konsep ini tidak hanya berfokus pada meningkatkan produktivitas komoditas lokal, tetapi juga membentuk sinergi dengan industri lanjutan dan berbagai pihak lainnya guna mewujudkan pertanian terpadu atau integrated farming," kata Ketua Kadin Donggala Rahmad Arsyad di Donggala, Jumat.


 


Ia mengemukakan, Sulteng Corn Collaboration 4.0 adalah program pengembangan budi daya jagung di Kabupaten Donggala yang diinisiasi oleh Kadin setempat bekerjasama dengan Syngenta, Pemerintah Kabupaten Donggala, PT Eazt - Jobers, Bank Mandiri, dan Bank BRI. 


 


Kegiatan yang dilakukan dalam program tersebut mencakup pelatihan teknik budi daya jagung dengan menerapkan Good Agricultural Practices (GAP), pemberian akses kredit usaha rakyat (KUR) maupun tabung tanam (crowdfunding).


 


Selain itu, kebun percontohan seluas 15 hektare dengan produktivitas di atas 7 ton per hektare, kemitraan dengan peternak sebagai pembeli untuk menciptakan rantai pasok yang berkelanjutan.


 


"Tak lain juga pemanfaatan teknologi digital untuk pembangunan ekosistem jagung smart 4.0 yang merupakan program terintegrasi multi pihak untuk menguatkan percepatan hilirisasi industri jagung di Sulteng," ujarnya.


 


Arsyad mengemukakan, inovasi ekosistem jagung smart 4.0 adalah salah satu konsep unggulan yang meliputi dukungan dari perbankan dan fintech untuk permodalan, penerapan teknik pertanian canggih, maupun pasar smart yang efisien.


 


“Tolak ukur keberhasilan program itu dinilai dari peningkatan kapasitas petani jagung melalui pelatihan GAP, dan memberikan akses pembiayaan dari perbankan dan fintech," kata dia.