Lapas Palu dan Kadin Donggala latih warbin kembangkan tanaman jagung
Sigi, Sulteng (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Palu dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Donggala bersama membangun kerja sama memberi pelatihan kepada warga binaan (warbin) untuk pengembangan tanaman jagung.
"Kerja sama ini untuk memberdayakan warga binaan pada sektor pertanian, supaya kelak saat kembali di lingkungan masyarakat mereka bisa mandiri," kata Kepala Lapas Kelas IIA Palu Gunawan saat pelatihan Budi daya jagung di Kabupaten Sigi, Selasa.
Ia menjelaskan, kerja sama dibangun dengan Kadin Donggala baru pertama kali, yang mana berdasarkan kesepakatan kegiatan pemberdayaan tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi juga pendampingan hingga pada tahap produksi.
Ia menjelaskan, Lapas Palu memiliki lahan seluas 4 hektare di Desa Langaleso Kabupaten Sigi, yang mana lahan ini digunakan untuk kegiatan Budi daya komoditas jagung oleh warga binaan.
Sebelum kerja sama ini dilakukan, kegiatan penggarapan lahan tersebut sudah berlangsung sebagai bentuk pembinaan terhadap warga binaan, supaya mereka mandiri.
"Melalui kerja sama ini diharapkan
lebih fokus supaya hasil panen nanti meningkat," ujarnya.
Ia mengemukakan, lahan seluas 4 hektare itu dimanfaatkan oleh 12 orang warga binaan asimilasi yang masuk dalam program kemandirian.
"Lahan tersebut memang dimanfaatkan untuk program kemandirian dan sudah ada tanaman buah, diantaranya jambu kristal, mangga, jagung, sayuran, termasuk peternakan," jelasnya.
Ketua Kadin Donggala Rahmad M Arsyad mengatakan kerja sama ini mendapat dukungan dari PT Syngenta Indonesia sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa pertanian yang bertindak sebagai pembina dan pemberi bantuan benih.
"Kadin Donggala dan Syngenta terlibat sebagai mentor dengan mempraktikkan langsung materi pelatihan di kebun jagung, termasuk memfasilitasi benih, serta membantu penyediaan pasar supaya hasil produksi mereka langsung terserap," tuturnya.
Menurutnya, pengembangan budi daya jagung perlu dibina supaya mendapat hasil panen yang maksimal.
Dari pelatihan itu, warga binaan diajar mulai dari proses pemilihan benih, pengolahan lahan hingga perlakuan pemberian air dan pupuk terhadap tanah, teknik pemanenan, serta pasarnya.
"Harapan kami mereka bisa ahli di bidang tanaman jagung dan keuntungan finansial maupun ilmu yang sudah diajarkan mereka," ucap Rahmad.
"Kerja sama ini untuk memberdayakan warga binaan pada sektor pertanian, supaya kelak saat kembali di lingkungan masyarakat mereka bisa mandiri," kata Kepala Lapas Kelas IIA Palu Gunawan saat pelatihan Budi daya jagung di Kabupaten Sigi, Selasa.
Ia menjelaskan, kerja sama dibangun dengan Kadin Donggala baru pertama kali, yang mana berdasarkan kesepakatan kegiatan pemberdayaan tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi juga pendampingan hingga pada tahap produksi.
Ia menjelaskan, Lapas Palu memiliki lahan seluas 4 hektare di Desa Langaleso Kabupaten Sigi, yang mana lahan ini digunakan untuk kegiatan Budi daya komoditas jagung oleh warga binaan.
Sebelum kerja sama ini dilakukan, kegiatan penggarapan lahan tersebut sudah berlangsung sebagai bentuk pembinaan terhadap warga binaan, supaya mereka mandiri.
"Melalui kerja sama ini diharapkan
lebih fokus supaya hasil panen nanti meningkat," ujarnya.
Ia mengemukakan, lahan seluas 4 hektare itu dimanfaatkan oleh 12 orang warga binaan asimilasi yang masuk dalam program kemandirian.
"Lahan tersebut memang dimanfaatkan untuk program kemandirian dan sudah ada tanaman buah, diantaranya jambu kristal, mangga, jagung, sayuran, termasuk peternakan," jelasnya.
Ketua Kadin Donggala Rahmad M Arsyad mengatakan kerja sama ini mendapat dukungan dari PT Syngenta Indonesia sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa pertanian yang bertindak sebagai pembina dan pemberi bantuan benih.
"Kadin Donggala dan Syngenta terlibat sebagai mentor dengan mempraktikkan langsung materi pelatihan di kebun jagung, termasuk memfasilitasi benih, serta membantu penyediaan pasar supaya hasil produksi mereka langsung terserap," tuturnya.
Menurutnya, pengembangan budi daya jagung perlu dibina supaya mendapat hasil panen yang maksimal.
Dari pelatihan itu, warga binaan diajar mulai dari proses pemilihan benih, pengolahan lahan hingga perlakuan pemberian air dan pupuk terhadap tanah, teknik pemanenan, serta pasarnya.
"Harapan kami mereka bisa ahli di bidang tanaman jagung dan keuntungan finansial maupun ilmu yang sudah diajarkan mereka," ucap Rahmad.