Korem 132/Tadulako siap kolaborasi cegah karhutla di Sulawesi Tengah

id Karhutla, Korem 132/Tadulako, TNI, cegah karhutla, Sulteng, tentara,El Nino,Korem Tadulako siap kolaborasi cegah karhutl

Korem 132/Tadulako siap kolaborasi cegah karhutla di Sulawesi Tengah

Ilustrasi - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi Kecamatan Nuhon, Kabupaten Banggai pada Kamis (31/8/2023). (ANTARA/HO-BPBD Sulteng)

Palu (ANTARA) -
Korem 132/Tadulako siap berkolaborasi dengan para pihak melakukan pencegahan kebakaran lahan dan hutan (karhutla) di Provinsi Sulawesi Tengah mengingat suhu panas akhir-akhir ini meningkat akibat dampak fenomena El Nino.

 

"Pencegahan hal yang paling utama dibandingkan pemadaman kebakaran. Maka untuk menjaga insiden ini harus melibatkan para pihak, dan kami siap mendukung dan berkolaborasi," kata Kepala Seksi Operasi (Kasiops) Kasrem 132/Tadulako Kolonel Inf Kusnandar Hidayat di Kota Palu, Rabu.

 

Ia mengemukakan, karhutla dapat dipicu berbagai faktor, baik ada unsur kesengajaan maupun karena fenomena alam, sehingga peran serta pemerintah maupun pemangku kepentingan sangat dibutuhkan.

 

Oleh sebab itu, jajaran TNI-AD siap ikut terlibat dalam upaya pencegahan, dengan menggencarkan edukasi kepada masyarakat tidak membakar sampah di sembarang tempat, maupun tidak melakukan pembakaran saat membuka lahan baru.

 

Menurut catatan kepolisian, sejauh ini sudah terjadi 11 kasus karhutla di Sulteng, yakni lima kali kasus karhutla di wilayah Kabupaten Banggai dan enam kejadian di Kabupaten Poso.

 

"Semua sumber daya yang ada kami kerahkan dalam upaya pencegahan, karena bencana sulit diprediksi dan bisa terjadi kapan saja," ujar Kusnandar.

 

Dikemukakannya, TNI memiliki prajurit yang bertugas di wilayah desa/kelurahan, dengan sumber daya tersebut edukasi digencarkan termasuk mitigasi dalam menghadapi bahaya karhutla.

 

Membuka lahan baru dengan cara membakar hutan tidak dibenarkan dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH).

 

"Kesadaran menjaga lingkungan sangat penting. Kalau lingkungan baik tentu memberikan dampak positif bagi penduduknya, begitupun sebaliknya. Kita harus bijak memanfaatkan lingkungan," tuturnya.

 

Menurut analisis BMKG, diproyeksikan sekitar 85 persen wilayah Sulteng pada September mengalami kekeringan, dengan Suhu tertinggi pada puncak El Nino sekitar 36,0 derajat Celsius, dan suhu normal rata-rata harian sekitar 32,6 derajat Celsius.