Mentan janji tambah biaya operasional Penyuluh Pertanian Lapangan

id Pangan, penyuluh, PPL, Mentan, Kementan, Andi Amran, pertanian petani, swasembada pangan, Sigi, Sulteng ,Jambore ppl

Mentan janji tambah biaya operasional Penyuluh Pertanian Lapangan

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman memberikan keterangan kepada awak media terkait langkah-langkah strategis pemerintah dalam menggenjot produksi pangan nasional usia membuka kegiatan Jambore Nasional Penyuluh Pertanian 2023 di Kabupaten Sigi, Sulteng, Senin (6/11/2023). ANTARA/Moh Ridwan

Sigi, Sulteng (ANTARA) -
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berjanji menambah biaya operasional Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Rp400 menjadi Rp600 ribu per orang per bulan.
 
"Saya mengerti perasaan PPL, untuk sementara saya tambah biaya operasional Rp200 ribu per orang untuk mendukung kinerja di lapangan," kata Amran saat menghadiri Jambore Penyuluh Pertanian Nasional tahun 2023 di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Senin.
 
Janji penambahan biaya operasional segera ia tunaikan, dengan catatan PPL di masing-masing daerah harus mampu meningkatkan produksi pertanian.
 
PPL berhasil membantu petani meningkatkan produksi akan mendapatkan haknya, begitu pun sebaliknya, PPL dengan kinerja buruk diberikan biaya operasional sesuai standar yang sudah berjalan saat ini.
 
"Kami akan hitung pembiayaan ke depan, yang mana rujukannya adalah berbasis kinerja. Saya akan hitung, PPL yang mampu meningkatkan produksi sekian persen bisa jadi biaya operasionalnya lebih dari apa yang saya janjikan," ujarnya.
 
Menurut data Kementan, jumlah PPL sekitar 52 ribu tersebut di 38 provinsi di Tanah Air, sebagai individu profesional dalam mengawal kegiatan pertanian PPL harus gigih bekerja dalam membantu pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat.
 
"Kinerja PPL berprestasi akan saya ukur dari pencapaian produksi padi dan jagung mulai hari ini. Untuk saat ini sebagai pemanasan saya tambahan biaya operasionalnya Rp200 ribu. Anda bekerja anda dapat, anda tidak bekerja anda tidak dapat," tutur Amran.
 
Ia menambahkan, Pemerintah pusat berupaya tiga tahun ke depan Indonesia bisa mencapai swasembada pangan, maka kinerja penyuluh harus mampu membantu petani meningkatkan produksi 2024-2025.
 
"Indonesia sejarah swasembada dan ini diakui dunia internasional, kejayaan itu harus kita wujudkan kembali supaya negara ini mandiri dalam urusan pangan dan tidak bergantung terdapat impor," demikian Amran.